Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Melansir data Bloomberg, kapitalisasi pasar raksasa kedai kopi itu telah "menguap" sekitar 12 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 186,43 triliun selama beberapa pekan terakhir. Penurunan ini diikuti dengan harga saham Starbucks yang terkoreksi selama 11 hari berturut-turut.

Tren bearish terjadi setelah pada awal November lalu perusahaan dengan kode saham SBUX itu mengalami rally penguatan. Hasil kinerja bisnis kuartal III-2023 yang lebih baik dari proyeksi semula menjadi katalis penguatan saham Starbucks pada November lalu.

Akan tetapi, tren kenaikan itu tidak berlangsung lama. Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, saham Starbucks kian tergerus di tengah kekhawatiran penurunan penjualan perusahaan.

Data penjualan pihak ketiga Starbucks menunjukan adanya perlambatan material pada November lalu. Dengan adanya perlambatan ini, penjualan perusahaan jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat itu diproyeksi menurun pada periode awal tahun depan.

Analis JPMorgan Chase & Co John Ivankoe memprediksi, penjualan Starbucks pada kuartal I-2024 akan lebih rendah dari kuartal pertama tahun ini. Tercatat pada kuartal I-2023, penjualan Starbucks di Negeri Paman Sam tumbuh 4 persen.

Kekhawatiran terhadap penurunan penjualan juga dipicu oleh gaungan boikot Starbucks yang ramai beredar di berbagai platform media sosial. Berdasarkan data TikTok's Creative Center, tagar #boycottstarbucks telah digunakan sebanyak 16.000 kali dan dilihat sebanyak 167 juta dalam kurun waktu 30 hari terakhir.

Sementara itu, di platform media sosial X, tagar berkaitan dengan boikot Starbucks pun kerap masuk daftar trending topics. Sejumlah pengguna sempat melaporkan kondisi gerai Starbucks yang sepi pelanggan.

Namun demikian, data perusahaan menunjukan, penjualan gerai Starbucks di seluruh dunia meningkat 8 persen sampai dengan November 2023.

https://money.kompas.com/read/2023/12/08/161000026/imbas-boikot-kapitalisasi-pasar-starbucks-menguap-rp-186-43-triliun

Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke