Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Asing Kurangi Bisnis di Indonesia, OJK: Investor Lain Masih Tertarik

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah tren bank asing mengurangi fokus bisnis di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, investor luar negeri masih tertarik menanamkan modal di sektor perbankan dalam negeri.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, pertumbuhan ekonomi positif dan demografi Indonesia yang besar menarik minat investor mencari pertumbuhan jangka panjang.

Hal tersebut masih ditambah dengan dukungan kebijakan pemerintah, termasuk upaya mempermudah regulasi dan memberikan insentif pajak dan kemudahan izin tenaga kerja asing (TKA) memberikan sinyal positif.

"Kemitraan strategis dengan bank lokal dapat memperkuat posisi bank asing di pasar yang terus berkembang, menunjukkan investasi asing di sektor perbankan Indonesia tetap relevan," kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (13/1/2024).

Ia menambahkan, secara keseluruhan bank asing di Indonesia menunjukkan pemulihan pasca pandemi dengan fondasi yang kokoh.

Total aset, DPK, dan kredit bank asing secara agregat mengalami pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir.

"Meskipun terdapat penurunan dana pihak ketiga (DPK) pada tahun pandemi 2020," imbuh dia.

Lebih lanjut, Dian menerangkan, proposisi bank asing sebagai lembaga dengan jaringan global tetap menjadi nilai tambah.

Itu terutama berlaku bagi nasabah segmen institusional dan korporasi. Dengan demikian, bank asing tetap menjadi pemain yang relevan dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Pada dasarnya, OJK mendorong kolaborasi antara bank dalam negeri dan bank asing yang masih beroperasi di Indonesia.

Keputusan beberapa bank asing meninggalkan atau melepas bisnis di Indonesia umumnya diambil dengan tujuan untuk memfokuskan diri pada strategi tertentu, atau fokus pada segmen lain, hingga fokus pada investasi dalam digitalisasi.

Pemusatan perhatian pada corporate banking dan commercial banking menjadi suatu strategi yang diambil guna memanfaatkan kelebihan kompetitif, terutama melalui pelayanan khusus dan solusi keuangan yang dirancang sesuai kebutuhan perusahaan multinasional.

Dengan beralih dari segmen bisnis ritel, bank asing dapat menyesuaikan layanan mereka dengan tuntutan dan dinamika pasar Indonesia.

"Oleh karena itu, pergeseran fokus ini tidak hanya mencerminkan strategi adaptasi bank asing terhadap kondisi pasar, tetapi juga potensial untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan perbankan yang mereka tawarkan di Indonesia," tandas Dian.

Meskipun demikian, OJK memastikan perubahan dalam struktur bisnis ini didukung oleh kerangka kerja yang mendukung persaingan sehat, melindungi kepentingan konsumen, dan menjaga stabilitas keseluruhan sistem keuangan.

Sebagai contoh, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menuntaskan penjualan serta migrasi portofolio konvensional kartu kredit, personal loan (CCPL), mortgage atau KPR, dan kredit kendaraan ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) akhir tahun lalu.

Selain itu, Citigroup di Indonesia juga menjual bisnis konsumernya ke UOB Indonesia.

Ada pula PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC Indonesia) yang mengakuisisi 99 persen saham Commonwealth Bank of Australia (CBA) di PT Bank Commonwealth (PTBC).

Penjualan saham CBA di Bank Commonwealth sejalan dengan strategi perusahaan untuk menjadi lebih efisien dan berfokus pada bisnis domestik di Australia dan New Zealand.

https://money.kompas.com/read/2024/01/13/084907326/bank-asing-kurangi-bisnis-di-indonesia-ojk-investor-lain-masih-tertarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke