Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RI Impor KRL dari China, Luhut Sebut Buat Tunggu Produksi INKA Rampung

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) diketahui telah meneken kontrak impor tiga rangkaian KRL baru senilai Rp 783 miliar dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co Ltd pada 31 Januari 2024.

Di sisi lain, KCI juga sudah memesan 16 rangkaian KRL baru dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.

"Itu bridging (menjembatani) saja yang tiga kereta, sambil kita membangun dengan INKA di (pabrik) Banyuwangi dan Madiun, supaya buatan dalam negeri," ujar Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Menurutnya, keputusan impor KRL baru dari China ini sudah dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpinnya dengan melibatkan stakeholder terkait, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, hingga INKA.

Mulanya KCI ingin melakukan impor KRL bekas dari Jepang, namun pada akhirnya batal karena tak mendapat restu dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sesuai aturan, KCI harus mengimpor KRL baru.

Maka dari itu, saat ini dilakukan pengadaan KRL baru dengan impor dari China.

"Kan ngapain kita impor bekas, impor saja sekalian yang jadi (baru). Tapi yang 3 ini (KRL impor dari China) bridging untuk membangun yang semua dalam negeri," jelas Luhut.

Adapun keputusan memesan KRL dari China dilakukan setelah KCI menolak tawaran dari perusahaan asal Jepang, J-TREC. Sementara CRRC Sifang yang memproduksi KRL tersebut, juga merupakan produsen armada Kereta Cepat Whoosh.

Kondisi itu pun menimbulkan dugaan di publik bahwa adanya ancaman dari China Development Bank (CDB) yang akan menahan pemberian utang ke proyek Kereta Cepat Whoosh jika RI pilih Jepang.

Terkait dugaan tersebut, Luhut justru mengaku belum mendengarkan kabar itu. "Oh, baru tahu saya soal itu," ungkap dia.

https://money.kompas.com/read/2024/02/07/200000726/ri-impor-krl-dari-china-luhut-sebut-buat-tunggu-produksi-inka-rampung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke