BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul
Salin Artikel

Sido Muncul Rayakan Hari Jamu Nasional Bersama 100 Pedagang Jamu di Semarang

SEMARANG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menggelar acara “Ayo Minum Jamu” di Pabrik Sido Muncul, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/5/2024). Acara ini merupakan bagian dari perayaan Hari Jamu Nasional yang jatuh setiap tanggal 27 Mei.

Pada kesempatan itu, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang telah meresmikan Hari Jamu Nasional setiap 27 Mei sejak 16 tahun silam.

“Adanya peringatan Hari Jamu Nasional menandakan bahwa budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat karena masyarakat tahu akan khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain itu, (peringatan ini) juga sebagai penanda bahwa jamu bisa mendunia dan menjadi warisan budaya tak benda asli Indonesia yang telah tercatat UNESCO,” tambahnya.

Pada acara tersebut, Sido Muncul mengundang 100 pedagang jamu asal Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta, untuk melihat proses produksi jamu yang telah menggunakan teknologi modern.

Acara dilanjutkan dengan sesi minum jamu bersama Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Woro Puji Hastuti, Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo, dan para pedagang jamu.

Para pedagang jamu juga mendapatkan penyuluhan dan edukasi mengenai cara memproduksi jamu yang baik dan higienis dari Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang.

Lestarikan budaya minum jamu

Irwan menuturkan bahwa tradisi minum jamu saat ini perlahan mulai pudar di Tanah Air. Padahal, jamu telah tercatat sebagai salah satu warisan budaya tak benda asli Indonesia yang telah tercatat UNESCO.

Oleh karena itu, ia mengapresiasi para pedagang jamu yang memiliki peran krusial dalam memopulerkan budaya minum jamu.

“Menurut saya, mereka itu sangat berjasa mempopulerkan jamu. Dari gang ke gang, jalan ke jalan, bahkan mengajarkan generasi kedua dan ketiga untuk tetap jualan jamu," tukas Irwan usai sesi minum jamu bersama.

Selain itu, ia juga mendorong para pedagang jamu agar selalu menjaga kebersihan sekaligus kreatif dalam memasarkan produknya.

“(Pedagang jamu) harus mengubah dirinya sendiri, berkreasi sehingga jamu ini akan tetep eksis. Saya sih percaya ya, kalau negara semakin maju, tradisi yang seperti ini nanti semakin berharga," jelas Irwan.

Terkait inovasi, Sido Muncul telah memiliki varian produk yang dikemas secara modern dalam bentuk soft capsule, yakni Tolak Angin.

Sebelumnya, Tolak Angin diproduksi dalam bentuk serbuk, lalu dikemas dalam bentuk saset (cair). Kemudian, produk ini dikembangkan kembali dalam bentuk soft capsule.

Ada pula varian jamu siap minum (ready-to-drink) yang dikemas dalam botol, seperti Jamu Lifestyle.

“Kami mengembangkan Jamu Lifestyle yang dikemas dalam bentuk lebih praktis untuk dikonsumsi sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu,” imbuh Irwan.

Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif GP Jamu Jawa Tengah Stefanus Handoyo mengapresiasi UNESCO yang telah memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir 2023.

Ia pun mengajak berbagai pihak untuk melestarikan budaya jamu, khususnya kepada generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

"Jadi, kita tingkatkan bagaimana melestarikan budaya jamu itu kepada anak-anak sekolah. Tentunya, (budaya ini) kan harus dirawat. Setelah penetapan, tidak boleh langsung hilang. Kita harus tetap merawat yang ditetapkan UNESCO itu dengan cara membuat program-program, salah satunya adalah Jamu Goes to School dan Goes to Campus," ujar Stevanus.

Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Woro Puji Hastuti juga mengapresiasi upaya Sido Muncul yang melestarikan warisan budaya tersebut dan melibatkan para pedagang jamu dalam merayakan Hari Jamu Nasional.

Selain itu, ia juga mendorong para pengusaha jamu agar memberikan jaminan produk aman dan bermanfaat dikonsumsi publik.

"Memang, kita ini yang harus melestarikan budaya nenek moyang yang gemar minum jamu. Ini harus terus diinformasikan kepada generasi muda untuk terus menyukai jamu yang menjadi warisan budaya," kata Woro.

Sementara itu, pedagang jamu gendong asal Magelang, Ira Natalia (38), menceritakan bahwa dirinya mampu menyekolahkan kedua anaknya dari hasil berjualan jamu.

"Sembilan tahun lalu minta ilmu dari saudara untuk jualan jamu. Alhamdulillah, masih ramai di Magelang. Dua hari sekali keliling beda desa, dari jam 8-12 siang mutar sampai habis,” kisahnya.

Ia menceritakan bahwa secara umum, pelanggannya terdiri dari ibu menyusui, serta bapak-bapak yang kelelahan selepas bekerja.

“Kalau anak-anak jamu anak sehat campur beras kencur. Masih banyak anak-anak yang beli buat nambah nafsu makan," tandas Ira.

https://money.kompas.com/read/2024/06/01/185205226/sido-muncul-rayakan-hari-jamu-nasional-bersama-100-pedagang-jamu-di-semarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke