jakarta, kompas
Dalam paparan publiknya di Jakarta, Jumat (7/10), manajemen Atlas Resources bakal melepas sekitar 25 persen sahamnya ke publik atau sekitar 783,333 juta saham. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT UBS Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities.
Managing Director PT Indo Premier Securities Moleonoto The menyatakan, sekitar 40 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk biaya belanja modal berkaitan dengan infrastruktur dan pengembangan fasilitas penunjang wilayah izin usaha pertambangan (IUP) di Hub Muda, seperti pembebasan lahan dan penggunaan jalan. Selain itu, sebanyak 25 juta dollar AS akan digunakan untuk membayar biaya kompensasi atas restrukturisasi kontrak pemasokan batubara selama umur tambang kepada Noble menjadi kontrak pemasaran dan penjualan baru batubara.
”Kami juga memberikan opsi pada underwriter untuk melakukan penjatahan lebih (overallotment) hingga sebanyak-banyaknya 117.500.000 saham lama, khususnya bila terjadi kelebihan permintaan,” kata Corporate Secretary Atlas Aulia Setiadi.
Menurut Aulia, 27,5 persen dari dana IPO akan digunakan untuk akuisisi wilayah IUP tambahan dan peningkatan kepemilikan pada anak perusahaan dan usaha yang berhubungan dengan pertambangan.
Atlas menguasai 14 wilayah pertambangan seluas 185.000 hektar di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Izin usaha pertambangan itu terbagi dalam sembilan usaha produksi, tiga eksplorasi, dan dua kuasa pertambangan eksplorasi. Perseroan menargetkan kapasitas produksi 2,38 juta ton per tahun serta meningkat menjadi 5,1 juta ton (2013) dan 9,25 juta ton (mulai 2015).
”Kami menargetkan belanja modal 106 juta dollar AS untuk periode 2011-2013,” kata Aulia.
Proses pembentukan harga dan penjajakan IPO Atlas bakal diadakan 10-18 Oktober, antara lain di Jakarta, Singapura, dan New York. Ditargetkan, pernyataan efektif Bapepam-LK diperoleh 27 Oktober. Masa Penawaran Umum digelar 31 Oktober-2 November, sebelum dicatatkan di BEI.