Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Dukung Pemerintah Terapkan Subsidi Tetap BBM

Kompas.com - 12/07/2013, 11:03 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Anggota Komisi VII DPR, Nur Yasin, menyambut baik rencana pemerintah memberlakukan subsidi tetap Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2014. Menurut Yasin, kebijakan ini dapat membiasakan rakyat menerima perubahan harga BBM bersubsidi.

Saat dihubungi KONTAN, Jumat (12/7/2013), Nur Yasin berpendapat, rencana pemerintah menerapkan kebijakan mematok subsidi BBM sebetulnya bukan hal baru.

Sejak 3 tahun lalu, wacana ini sudah pernah mengemuka dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII dengan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM). Sayangnya, ketika itu rencana menerapkan kebijakan tersebut masih sebatas wacana.  

Nur Yasin menilai, dengan alokasi subsidi tetap tersebut, harga BBM bersubsidi akan berfluktuasi seiring dengan naik turunnya harga minyak dunia. Selain itu, kebijakan subsidi tetap akan mempertahankan disparitas harga yang terkalkulasi dan tetap.

Dengan demikian, beban subsidi BBM akan tetap sejauh perkiraan besaran volume BBM yang disubsidi alias tidak meleset. " Nanti  pemerintah tinggal membuat "modeling" penghitungan keperluan volume BBM subsidi yang lebih akurat," kata Nur Yasin.

Selain keuntungan-keuntungan yang bersifat finansial, lanjut Nur Yasin, kebijakan subsidi tetap akan lebih memudahkan pemerintah memprediksi kebutuhan subsidi. Namun, manfaat yang paling utama adalah keuntungan yang tak ternilai besarnya menyangkut psikologis rakyat.

"Sebab, kebijakan ini membiasakan masyarakat (rakyat, pedagang dan pelaku bisnis eceran yang lain) menerima perubahan harga BBM, sehingga tidak akan terjadi lagi kenaikan-kenaikan harga yang tidak sepatutnya pada setiap saat terjadinya perubahan kebijakan," imbuh dia.

Oleh sebab itu, agar kebijakan subsidi tetap berjalan baik, BPH Migas harus melibatkan Pemda dalam penghitungan volume BBM bersubsidi.

Sebelumnya, Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Djoko Siswanto, mengatakan, bahwa pemerintah akan membicarakan rencana pemberian subsidi tetap.

Menurutnya, saat ini, mekanisme subsidi memakai formula harga BBM di pasar Singapura (mean oil platt's of Singapore/MOPS) ditambah biaya distribusi dan margin (alpha).

Artinya, subsidi yang diberikan ke konsumen berfluktuasi mengikuti harga BBM di pasar internasional. "Sedangkan kalau subsidi tetap, maka jumlahnya tetap, misalnya Rp 1.000 atau Rp 2.000 per liter," ujarnya.

Namun, Djoko mengakui, pemberian subsidi tetap juga berdampak pada harga BBM ke konsumen yang berfluktuasi mengikuti harga pasar minyak dunia. "Bisa naik atau turun," katanya.

Sementara itu, dengan formula MOPS+alpha sekarang, konsumen membeli harga BBM yang dipatok pemerintah. Perubahan baru terjadi kalau pemerintah menaikkan atau menurunkan harganya.

Djoko menambahkan, dengan subsidi tetap maka pemerintah tinggal mengatur volumenya. "Subsidi tidak terpengaruh lagi pada kurs dan harga minyak," katanya.

Saat ini, dengan formula MOPS+alpha, subsidi BBM tahun 2013 diperkirakan mencapai hampir Rp 200 triliun. Subsidi itu dengan memakai asumsi harga minyak 108 dollar AS per barel, kurs Rp 9.600 per dolar, dan volume 48 juta kilo liter.

Sedangkan subsidi BBM tahun 2014, diperkirakan mencapai Rp 190 triliun-Rp 220 triliun dengan asumsi volume 51,04-52,41 juta kiloliter, harga minyak 100-115 dollar AS per barel, dan kurs Rp 9.600-Rp 9.800 per dollar AS. (Adhitya Himawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com