Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusdi Kirana di Balik Lion Air (3): Maskapai Saya Paling Buruk di Dunia, tetapi Anda Tak Punya Pilihan

Kompas.com - 21/02/2015, 15:24 WIB

KOMPAS.com — Kompas.com menurunkan tiga tulisan berisi wawancara wartawati majalah Angkasa, Reni Rohmawati, dengan Rusdi beberapa tahun lalu. Petikan wawancara ini pernah dimuat di majalah Intisari edisi Desember 2013 dengan judul asli "Rusdi Kirana: Sosok Misteri – Who Makes People Fly". Pemuatan artikel ini atas seizin majalah Intisari. Ini adalah artikel ketiga dari tiga tulisan. Artikel sebelumnya silakan baca: Rusdi Kirana di Balik Lion Air (1): Saya Ini Pengusaha Airlines yang Penuh Misteri dan Rusdi Kirana di Balik Lion Air (2): Saya Membuat Orang di Indonesia Bisa Bepergian dengan Murah
--------------------------

Apakah itu soal kompetisi?

Kita memang berkompetisi. Saya pernah bilang sama Tony (Fernandez), "Gua kagum sama you, tetapi saya challenge. Who is stronger?

Pertama, di Indonesia, ternyata dia cuma punya 3 persen market share, delapan tahun. Terus saya bilang, akan masuk "rumahmu". Orang bilang tak mungkin bikin airlines di Malaysia. Buktinya masuk. You di Thailand, gua juga masuk.

I don’t want to argue, tapi I want to prove it. Kita harus bisa menyimak. Tidak mungkin pisau akan tajam kalau tidak diasah. Tidak mungkin kita pengusaha akan ulet kalau semua lancar.

Kita learn by mistake, learn semua dari tempaan. Dalam hidup ini, kita harus bersyukur, kerja yang baik, berkreativitas, berpikir beyond, out of the box, dan berusaha melupakan orang yang membuat kita susah.

Kapan dan apa momen terberat yang pernah Anda alami?

Tahun pertama. Pada saat itu, saya punya keuangan sangat limited. Awal tahun 2000, saya harus memberikan deposit kepada lessor Rp 6,5 miliar, kalau 1 dollar AS adalah Rp 10.000, untuk sewa pesawat. Modal saya kan 900.000 dollar AS. Sementara itu, lessor-nya sedang ada masalah dengan maskapai tertentu di Indonesia, yang membuat kita khawatir juga.

Saya punya pilihan, deposit saya kirim ke lessor di AS atau tidak. Direktur saya tak setuju, tetapi saya kirim uang saya. Tuhan, saya tak ada pilihan lain. Saya akan kirim uang ini.

Pesawat kemudian datang, tetapi seminggu grounded; rusak. Hal kedua yang terberat adalah kejadian Solo, 30 November 2004 (pesawat MD-82 kecelakaan, yang memakan korban 26 meninggal dunia, Red). Saya terpukul banget. Di luar itu, saya rasa ada juga, tetapi tak sampai ke sanubari.

Apa yang akan Lion Air Group kembangkan untuk masa depan?

(Lion Air Group memiliki maskapai penerbangan: Lion Air, Wings Air, Batik Air, dan Malindo Air di Malaysia, juga air charter Lion Bizjet. Selain itu, sedang dibangun pusat perawatan pesawat terbang –MRO, maintenance, repair, overhaul, di Batam, serta berbagai bisnis lain di luar penerbangan)

SHUTTERSTOCK Boeing 737-900 Lion Air mendarat di Bandara Internasional Don Muang, Bangkok, Thailand pada 8 November 2014.

Sekarang kita sedang siapkan Thailion, maskapai penerbangan berbasis di Thailand. Tahun depan akan ke Myanmar dan Australia, juga ekspansi lagi ke negara-negara lain. Kita akan gandeng partner. Kita selesaikan masalah yang ada dari SDM dulu.

Ke depan akan listing, tetapi nanti. Ada hal-hal yang sedang kita selesaikan, seperti membangun perumahan karyawan, sekolah, rumah sakit. Karena kita swasta, kita bisa bebas. Kondisi kita tak membutuhkan pendanaan. Perusahaan kita profit, belum butuh dana luar.

Bagaimana Anda berbisnis?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com