Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Salim Terpukul Devaluasi Yuan

Kompas.com - 17/09/2015, 16:00 WIB
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Keputusan China melemahkan nilai yuan ibarat pukulan telak bagi pebisnis di kawasan Asia. Pukulan telak ini menghantam ketahanan bisnis miliarder Asia, setidaknya bagi Anthoni Salim dan T Ananda Krishnan.

Dua miliarder Asia ini paling menderita kerugian akibat devaluasi yuan. Sebab, markas bisnis dua miliarder ini, yakni Indonesia dan Malaysia, turut mengalami pelemahan nilai tukar terparah terhadap kurs dollar Amerika Serikat (AS).

Salim yang menguasai konglomerasi bisnis di Indonesia harus rela mengalami tekanan beban utang valas lebih besar pasca-devaluasi yuan. Hitungan Bloomberg, utang valas Salim mencapai 3,8 miliar dollar AS. Sementara itu, sebagai pemilik operator seluler Malaysia, Maxis Bhd, Krishnan memiliki utang 2,3 miliar dollar AS.

"Penderitaan" dua miliarder terkaya di Asia ini bakal semakin berat andai Bank Sentral AS memutuskan mengerek suku bunga acuan (Fed rate) pada pertemuan 16-17 September ini. Yang jelas, pelemahan nilai tukar rupiah dan ringgit sudah menembus batas krisis Asia tahun 1998 silam.

Sebagai gambaran, sejak devaluasi yuan pada 11 Agustus 2015, ringgit telah melemah 7,6 persen ke level 4,24 per dollar AS. Pelemahan ringgit melampaui rupiah yang sudah anjlok 6,1 persen ke Rp 14,442 per dollar AS pada Rabu (16/9/2015).

Nasib ringgit dan rupiah paling buruk ketimbang mata uang Asia lain. Peso hanya melemah 4,3 persen sejak awal tahun. Sejak devaluasi yuan, peso hanya terkoreksi 2 persen.

Lindung nilai

Dengan tumpukan utang valas menggunung, miliarder pemilik PT Indofood Sukses Makmur Tbk ini hanya melakukan lindung nilai (hedging) terhadap 10 persen dari total utang valasnya. Sementara lembaga peringkat RAM Rating Services Bhd mengatakan, seluruh utang valas Maxis Bhd sudah dilakukan lindung nilai.

“Dampak penguatan dollar tergantung terhadap seberapa banyak hedging terhadap utang,” kata Adeline Poh, analis di RAM Rating Services seperti dikutip Bloomberg, Rabu (16/9/2015).

Lantaran sudah menerapkan hedging terhadap utang, saham Maxis terbilang tahan guncangan nilai tukar. Sejak awal tahun ini, saham Maxis stagnan atau turun tipis 2,2 persen di kisaran level 6,70 ringgit per saham.

Pada periode sama, saham Indofood milik taipan Salim telah terperosok 22,22 persen ke level Rp 5.250 per saham. Predikat korporasi dengan rasio utang terbesar kedua di Indonesia turut menekan pamor saham Indofood. Mengacu data Bloomberg, rasio utang Indofood terhadap laba sebesar 3,44 kali. (Dessy Rosalina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com