Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas Rendah, KKP Fokus Revitalisasi Tambak Tradisional

Kompas.com - 15/04/2017, 12:09 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang tertatanya infrastruktur lahan budidaya khsususnya tambak tradisional dengan baik, telah menurunkan tingkat produktivitas budidaya.

Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memandang pentingnya penataan kawasan perikanan budidaya, melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, penataan kawasan budidaya terintegrasi harus dilakukan di sentra produksi budidaya air payau, dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan.

Hingga tahun 2015, pemanfaatan lahan budidaya air payau di Indonesia baru mencapai 715.846 hektar atau sekitar 24,14 persen dari potensi indikatifnya yang seluas 2,9 juta hektar. Dari luas lahan yang dimanfaatkan itu, sebesar 60 persennya merupakan tambak tradisional.

"Tambak-tambak tradisional inilah yang butuh penataan karena cenderung memiliki infrastruktur buruk dan tata letak yang tidak beraturan," kata Slamet dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2017).

Lebih lanjut dia mengatakan, penataan kawasan budidaya berbasis klaster memungkinkan pengelolaan dan penerapan biosecurity dengan mudah.

Terkait dengan hal itu, Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Arik Wibowo menambahkan, salah satu prioritas program KKP tahun ini adalah merevitalisasi kawasan perikanan budidaya melalui rehabilitasi saluran irigasi tersier untuk tambak udang vannamei dan kolam udang galah.

Program revitalisasi akan difokuskan di 12 kabupaten. Rehabilitasi saluran irigasi tersier tambak udang vannamei akan dilakukan di Kabupaten Mamuju Utara, Lampung Timur, dan Kolaka. Sedangkan rehabilitasi saluran irigasi tersier tambak udang windu akan dilakukan di Kutai Kartanegara, Pangandaran, dan Kota Tarakan.

Untuk program silvofishery (polikulture udang windu, bandeng dan rumput laut) di Bekasi. Sedangkan untuk kolam udang galah akan dilakukan di Kabupaten Pangandaran, Garut, Banjar, Ciamis, Subang, dan Kabupaten Tasikmalaya.

"Dengan revitalisasi kawasan perikanan budidaya ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas budidaya sehingga mampu menggenjot produksi dan tentunya pendapatan masyarakat pembudidaya," kata Arik.

Prioritas Nasional

Kasubdit Kelautan dan Perikanan Bappenas, Rahmat Mulianda menyampaikan, program pembangunan insfrastruktur tambak telah masuk ke dalam program prioritas nasional pembangunan kedaulatan pangan.

Menurut Rahmat, Bappenas telah menetapkan target yaitu masing-masing untuk pembangunan irigasi tambak pada tahun 2017 seluas 208,39 hektar dan hingga tahun 2019 diproyeksikan seluas 304,75 hektar.

Sedangkan untuk pembangunan jaringan tata air tambak tahun 2017 ditargetkan seluas 12.050 hektar dan hingga tahun 2019 dapat mencapai seluas 115.000 hektar. Program pembangunan infrastruktur tambak ini juga melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Staf Ahli Utama Kantor Kepresidenan Riza Damanik, sinergi antar kementerian/lembaga ini penting untuk mewujudkan penataan dan pengelolaan kawasan perikanan budidaya yang berkelanjutan.

"Sinergi antara KKP, Kementerian PUPR, lintas sektoral terkait dan pemerintah daerah merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam perencanaan dan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana arahan dan keinginan Presiden Jokowi," kata Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com