Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Buyback" Indosat, Wacana yang Muncul Lagi di Kampanye Pilpres

Kompas.com - 26/03/2019, 13:05 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Nanti BUMN yang sudah disuntik modal tersebut bisa melakukan aksi korporasi untuk membeli saham Indosat yang saat ini dikuasai oleh Qatar Telecom.

PMN sendiri diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sumbernya dari pajak rakyat serta bea dan cukai.

"Bisa jadi PMN yang berasal dari APBN atau kombinasi dengan sumber-sumber lain. Untuk saat ini BPN membuka semua opsi," kata dia.

Terlalu dini

Namun, rencana penggunaan anggaran negara untuk mengambil alih saham korporasi ini mendapatkan penentangan dari Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.

Erick menilai pernyataan Sandiaga Uno soal saham Indosat sabagai rencana yang terlalu dini.

Erick menyebut tak semudah itu membeli saham perusahaan menggunakan anggaran negara yang berasal dari pajak rakyat.

"Gini lho, dana APBN itu ada prosedurnya. Dana APBN harus ada keputusan-keputusan, tidak bisa langsung dengan dana APBN saya mau beli Indosat," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Indosat Tak Lagi Strategis untuk Keamanan Nasional

Meksi begitu, Erick menilai, Sandiaga mungkin saja membeli kembali saham Indosat, tetapi dalam kapasitas Sandiaga sebagai pebisnis.

"Kalau Pak Sandi mau buyback Indosat, ya mungkin sebagai bisnis (pengusaha) bisa kali ya," ucap pria yang juga dikenal teman Sandiaga tersebut.

Ooredoo merupakan perusahaan telekomunikasi berbasis di Qatar yang memegang mayoritas saham Indosat. Ooredoo mengakuisisi saham Indosat pada 2002 saat pemerintah melepas 41,9 persen saham ke Ooredoo.

Saat ini, Pemerintah Indonesia hanya mempunyai 14,29 persen saham Indosat, sedangkan Ooredoo mengantongi saham 65 persen. Sisanya dimiliki publik. Hingga siang ini, harga saham emiten BEI ini berada di posisi Rp 2.650 per lembar.

Baca juga: Bos Indosat: Kami Cuma Ikut Tepuk Tangan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com