Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kupon SBR006 Lebih Rendah dari Seri Sebelumnya, Mengapa?

Kompas.com - 01/04/2019, 13:41 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPRR Kemenkeu) secara resmi telah membuka masa penawaran instrumen surat utang negara Savings Bond Ritel (SBR) seri 006 (SBR006) dengan kupun mengambang 7,95 persen.

Besaran kupon SBR kali ini turun signifikan jika dibandingkan dengan kupon SBR seri sebelumnya yang ditawarkan pada Januari 2019 lalu dengan kupon sebesar 8,15 persen.

Direktur Surat Utang Negara DJPRR Kemenkeu Loto S Ginting menjelaskan, turunnya kupon dari SBR006 merupakan bentuk penyesuaian dari tren penurunan suku bunga karena tingkat suku bunga global yang sudah mulai mendekati stabil.

Baca juga: SBR006 Resmi Ditawarkan, Kupon Capai 7,95 Persen

"Memang kecenderungannya ada penurunan dari SBR yang lalu sampai saat ini. SBR005 kan bulan Januari memang ada penurunan tingkatbunga signifikan sehingga kita melihat bahwa kita memang perlu melakukan penyesuaian," ujar Loto di Jakarta, Senin (1/4/2019).

Ketidakpastian tingkat suku bunga lantaran sinyal yang diberikan oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kian berkurang dengan pernyataan Gubernur The Fed yang sempat menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan mereka tahun ini.

Hal tersebut didukung dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang menyatakan tidak menaikkan suku bunga acuan yang saat ini berada di level 6 persen.

Baca juga: Minat Investasi SBR006 Mulai Rp 1 Juta? Ini Keunggulannya

Meskipun kupon yang ditawarkan dalam SBR006 kali ini turun, Loto menilai tingkat kupon tersebut masih premium dan menarik bagi para investor ritel.

Selain itu, kupon SBR006 dengan skema floating atau mengambang membuat investor tidak perlu khawatir jika BI akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunganya.

"Tapi tidak perlu khawatir kalau ada penutunan tingkat bunga lanjutan kan sudah dibatasi (7,95 persen). Instrumen ini masih tetap kompetitif dan menarik," ujar dia.

Baca juga: Ingin Investasi di Surat Berharga Negara SBR006? Ini Caranya

Sebagai informasi, tingkat kupon SBR006 untuk periode 3 bulan pertama pertama (tanggal 11 April 2019 sampai dengan tanggal 10 Juli 2019) adalah sebesar 7,95 persen, berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu sebesar 6,00 persen ditambah spread tetap 195 bps (1,95 persen).

Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo.

Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan BI ditambah spread tetap 195 bps (1,95 persen). Tingkat kupon sebesar 7,95 persen adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com