Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa, Jangan Main-main terhadap Kelapa Sawit!

Kompas.com - 13/04/2019, 09:12 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Menteri Luar Negeri Peter F Gontha mengungkapkan, delegasi Indonesia menentang keras segala argumen Komisi Eropa soal kelapa sawait.

Hal itu disampaikan langsung saat Indonesia, Malaysia, dan Kolombia membentuk misi bersama menentang diskriminasi kelapa sawit di Brussel sejak Senin lalu.

"Kalau saya mengatakan ini pertarungan, saya katakan pertarungan itu terjadi di Brussel," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (12/4/2019).

"Terus terang apa yang kami sampaikan, kita tidak ingin lagi diatur dan kedaulatan kita marupakan harga mati," katanya.

Baca juga: Soal Sawit, Jokowi-Mahathir Kirim Surat Protes Bersama ke Uni Eropa

Di depan Parlemen Uni Eropa, Indonesia menegaskan sikapnya bahwa kelapa sawit lebih besar dari yang dibayangkan negara-negara Eropa.

Sebab, kelapa sawit tidak hanya soal komoditas penghasil devisa, tetapi juga komoditas yang menyangkut nasib sekitar 19,5 juta orang Indonesia yang bekerja di sektor tersebut.

Apalagi selama ini industri kelapa sawit telah membuktikan peranan besar menurunkan angka kemiskinan masyarakat di daerah-daerah penghasil kelapa sawit.

"Petani kelapa sawit Indonesia lebih besar dari penduduk Belanda yang 17 juta. Petani kita yang akan terkena dampaknya 19 juta orang. Sementara penduduk Belgia itu cuma 11 juta. Jadi permasalahan kita jauh lebih besar," kata Peter.

Ia memperingatkan agar Uni Eropa jangan main-main dengan mengambil kebijakan mendiskriminasi kelapa sawit sebab Indonesia pasti akan melawannya.

"Janganlah mereka bermain-main dengan Indonesia yang oleh dunia diproyeksikan akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 4 atau nomor 5 dalam 20 tahun yang akan datang," ucapnya.

Peter juga mengingatkan Uni Eropa tentang konstitusi yang mereka miliki. Salah satu isinya menyatakan bahwa pemberantasan kemiskinan merupakan salah satu tujuan.

Adapun tidakan diskriminasi kelapa sawit merupakan bentuk pendelegasian kemiskinan sebab akan berdampak pada para petani kelapa sawit.

"Jadi Uni Eropa sebetulnya tidak sejalan dengan konstitusi mereka sendiri," kata Peter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com