TEMBAGAPURA, KOMPAS.com - Mineral tembaga, emas, dan perak di tambang terbuka Grasberg milik PT Freeport Indonesia akan habis pada pertengahan tahun ini.
Tambang dengan produksi tiga juta ton konsentrat per tahun itu sudah beroperasi sejak tahun 1990-an.
Sebagai gantinya, Freeport Indonesia yang sudah mendapatkan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) sampai 2041, akan meneruskan penambangannya di lokasi underground mine.
Tambang underground mine Freeport berada di sekitar 1.700 meter di bawah permukaan dataran tinggi Grasberg yang setinggi 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Baca juga: Produksi Emas Freeport Merosot 72,77 Persen di Kuartal I 2019, Ini Sebabnya
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, saat ini tambang terbuka Grasberg memasuki masa transisi ke tambang underground mine yang sudah dibangun sejak tahun 2015.
"Grasberg akan tutup pertengahan tahun ini, kita beralih ke tambang bawah tanah," kata dia, Jumat (5/5).
Tony mengatakan, bahwa dari tahun 2041, cadangan Freeport masih bisa ditambang sampai 15 tahun ke depan karena cadangannya masih ada sekitar 2 miliar ton bijih.
"Bahkan kalau terus dieksplorasi di lokasi lain, bisa mendapatkan tambahan sekitar 10 tahun lagi usia cadangannya," ungkap dia.
Sebagai informasi, sebelum menemukan cadangan di Grasberg, sejak tahun 1967 perusahaan Amerika Serikat itu sudah menambang tembaga, emas dan perak di tambang Ertsberg yang lokasinya persis di bawah tambang terbuka Grasberg.
Baca juga: Peralihan Bisnis Tambang Freeport Bikin Salah Satu Penerimaan Negara Anjlok
Saat ini Ertsberg sudah menjadi reservoir air yang digunakan untuk operasional di atas dengan cara dipompa ke atas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.