Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangani Krisis Talenta Teknologi, Ini 5 Kiatnya

Kompas.com - 20/06/2019, 16:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Survei tersebut juga menunjukkan, 57 persen profesional teknologi setuju mendapat penawaran paket tunjangan yang tepat. Sedangkan 3 teratas yang disukai responden adalah fleksibilitas waktu kerja, asuransi keluarga, dan opsi kerja jarak jauh.

Baca juga: Transformasi Kantor Pajak Tak Hanya di Teknologi, Tetapi Juga SDM

3. Pertimbangkan kandidat potensial

Mempertimbangkan kandidat potensial juga bisa menjadi salah satu cara untuk meminimalisir krisis talenta teknologi. Alih-alih menunggu talenta yang sempurna, kandidat potensial juga bisa ditertimbangkan.

"Daripada mencari seseorang dengan latar belakang keuangan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan talenta dari industri perdagangan dan melatihnya," kata Mazza.

Eric Mary, Country Manager Robert Warters Indonesia menambahkan, perusahaan juga dapat mempertimbangkan jalan non-tradisional dengan menjangkau talenta Indonesia di luar negeri. Sebab sejak tahun 2015 hingga saat ini, talenta Indonesia yang ingin "pulang kampung" hanya sekitar 60 orang.

"Masih banyak talenta di luar negeri yang sebenarnya sangat berpotensial untuk Indonesia. Jadi perusahaan bisa memanfaatkan ini. Meskipun dari sisi gaji dan yang lainnya berbeda, tapi talenta luar negeri masih mampu mempertimbangkan kembali ke sini karena faktor keluarga (orang tua)," kata Eric Mary di Jakarta, Kamis (20/9/2019).

Baca juga: 5 Perusahaan Teknologi dengan Lingkungan Kerja Terbaik, Ini Daftarnya

4. Ciptakan peluang belajar

Ciptakan peluang pertumbuhan bagi para karyawan untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Peluang tersebut bisa berupa mentorship, dan proyek lintas fungsi.

"Menyediakan sumber daya peluang dapat membuat mereka termotivasi, seperti belajar tentang bidang teknologi, pelatihan keterampilan teknis dan softskill, terlibat dalam proyek lintas-departemen dan sebagainya," sebut Mazza.

Dia mengatakan, senior juga harus menyatu dengan junior sehingga tidak ada batas (gap). Jika tak ada batas, maka senior dan junior pun akan mampu bertukar pikiran dan menciptakan peluang bisnis yang lebih bagus.

Baca juga: Soal Teknologi, Gen Z Indonesia Ternyata Paling Pede di Dunia

5. Picu perubahan dari atas

Untuk memicu perubahan, pemimpinnya harus terlebih dahulu memberikan contoh yang mampu menginspirasi dan mempertahankan talenta teknologi di perusahaan.

Menurut Mazza, inspirasi dan motivasi ini kemudian juga akan terbentuk kepada karyawan-karyawan di bawahnya, termasuk talenta teknologi itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com