Siddik mengatakan, saat ini rasio penjaminan dari aset-aset Duniatex yang diagunkan kepada perseroan mencapai 160 persen. Sedangkan dari laporan Debtwire, bank berlogo pita emas ini diketahui memiliki eksposur kredit senilai US$ 106 juta atau setara Rp 1,50 triliun.
Eksposur tersebut tersebar ke tiga entitas Duniatex Group yaitu PT Perusahaan Dagang dan Perindustrian Damai alias Damaitex senilai Rp 97 miliar, PT Delta Dunia Textile (DDT) senilai Rp 347 miliar, dan PT Delta Merlin Sandang Textile (DMST) senilai Rp 1,1 triliun.
Baca juga: Utang Capai Rp 18,79 Triliun, Duniatex Jamin Tak PHK Pekerja
Sementara ketika ditemui Kontan pekan lalu, Siddik enggan memberi komentar banyak terkait eksposur perseroan kepada Duniatex. Alasannya, saat ini perseroan masih menunggu skema restrukturisasi yang bisa ditawarkan.
“Pembayaran ke kami sampai Juni masih lancar, untuk Juli belum belum dibayar. Kepada semua krediturnya sudah cash flow issue. Kami terus berhubungan dengan Duniatex, dengan Pak Sumitro untuk mencari penyelesaian kredit mereka di Bank Mandiri.
Detailnya kami masih tunggu informasi, jadi belum bisa disclose soal bagaimana langkah selanjutnya” kata Siddik, Rabu (7/8/2019) di Jakarta.
Secara total, Debtwire melaporkan Duniatex tercatat masih punya utang hingga Rp 18,79 triliun.
Nilai tersebut berasal dari enam entitas Duniatex. DDST senilai Rp 2,922 triliun, PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) senilai Rp 5,711 triliun, DDT senilai Rp 4,676 triliun, DMST senilai Rp 3,264 triliun, DSSAT senilai 2,128 triliun, dan Damaitex senilai Rp 97 miliar. (Anggar Septiadi)
Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul Antisipasi gagal bayar Duniatex, bank siapkan biaya provisi