Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kucurkan Rp 5 Triliun, PT KCN Lanjutkan Pembangunan Pelabuhan Marunda

Kompas.com - 25/08/2019, 12:13 WIB
Alek Kurniawan,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Utama PT Karya Citra Nusantara (KCN) Widodo Setiadi mengatakan, adanya pelabuhan memberikan multiplier effect yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar termasuk tersedianya lapangan kerja.

Mengenai hal itu, selaku operator Pelabuhan Marunda, pihaknya tengah menyiapkan sejumlah dana untuk menuntaskan pembangunan dermaga guna mengembangkan investasi dan usaha.

"Kami sudah menyiapkan Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun untuk menuntaskan pembangunan dermaga (pier) 2 dan pier 3 serta fasilitas pendukung lainnya," ujar Widodo melalui rilis tertulis, Minggu (25/8/2019).

Baca juga: Konsesi Pelabuhan Marunda, PT KCN Harap Pemerintah Bantu Selesaikan Sengketa

Jadi, lanjutnya, total pembangunan Pelabuhan Marunda akan menghabiskan dana hingga Rp 9 triliun.

"Rencana ini semua sejalan dengan visi Pemerintah Presiden Joko Widodo terutama untuk mengenjot pembangunan infrastruktur," jelas Widodo.

Untuk diketahui, sat ini KCN telah membangun dermaga (pier) 1 dan sebagian pier 2.

Sebagai pelabuhan curah kering dan penunjang Pelabuhan Tanjung Priok, l Pelabuhan Marunda telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional pada 2018.

Penyelesaian sengketa

Oleh karena itu, Kuasa Hukum KCN Juniver berharap pemerintah bersedia membantu penyelesaian sengketa agar pembangunan pelabuhan bisa rampung sesuai target pada 2023.

Rencananya, ketiga dermaga Pelabuhan Marunda akan memiliki panjang 5.350 meter dengan areal pendukung seluas 100 hektar (ha).

Ketiga dermaga itu memiliki fungsi yang berbeda, yakni dermaga 1 dan 2 untuk dermaga curah kering dan cair, sedangkan dermaga 2 untuk general cargo.

“Sangat jelas, pelabuhan tersebut juga sangat penting sebagai pendukung ketahanan logistik nasional.“

Baca juga: Sembari Tunggu Putusan MA, KCN Lanjutkan Pembangunan Pelabuhan Marunda

Kemusuan, dalam rangka peduli terhadap lingkungan, sebelumnya perusahaan itu bersama pemangku kepentingan lainnya telah menanam sebanyak 10.000 pohon bakau.

Selain pohon bakau, perusahaan tengah berencana menanam pohon yang bisa menyerap polusi di seputaran kawasan Marunda.

Semua aktivitas itu merupakan bentuk kepedulian perusahaan demi mengurangi dampak pemanasan global yang kian terasa.

Asal tahu saja, KCN merupakan anak perusahaan dari PT Karya Tekhnik Utama (KTU) dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) yang dibentuk untuk mengelola Pelabuhan Marunda.

Baca juga: Keberadaan Pelabuhan Marunda Memang Cukup Istimewa, Tapi...

KCN didirikan setelah KTU menang tender kerja sama sebagai mitra bisnis pada 2004.

Kerja sama yang dilakukan meliputi pembangunan pelabuhan dari Muara Cakung Drain sampai Sungai Blencong.

Kepemilikan saham KCN sebagai operator Pelabuhan Marunda saat ini adalah 15 persen KBN (tidak terdelusi) dan 85 persen dimiliki KTU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com