Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Sudah Turunkan Suku Bunga Tiga Kali, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi?

Kompas.com - 25/09/2019, 08:04 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) baru saja menurunkan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25 persen pada Kamis (19/9/2019) lalu.

Sehingga sepanjang tahun ini, Bi sudah menurunkan suku bunga sebanyak 75 bps. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, salah satu alasan menurunkan suku bunga adalah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah risiko perlambatan ekonomi global.

Lalu, perlu waktu berapa lama penurunan suku bunga kebijakan BI tertransmisikan ke pertumbuhan ekonomi?

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menjelaskan, turunnya suku bunga kebijakan setidaknya membutuhkan waktu 6 hingga 9 bulan untuk memberikan dampak terhadap kinerja pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Pangkas Suku Bunga 3 Kali, BI Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit

"Dampaknya itu kira-kira 6 sampai 9 bulan. Tapi kan perlu diingat bahwa pertumbuhan ekonomi global juga melambat. Sehingga memang kebijakan moneter yang dilakukan Federal Reserve (Bank sentral Amerika Serikat) itu untuk memperkecil atau menghambat laju pertumbuhan ekonomi," jelas Fauzi di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Sebagai informasi, The Fed hingga September ini telah menurunkan suku bunga kebijakan mereka sebesar 50 bps.

Adapun bank sentral lain di seluruh dunia juga melakukan penurunan suku bunga kebijakan, atau menjaga suku bunga kebijakan mereka mendekati nol persen.

Fauzi mengatakan, dengan demikian, risiko resesi global bisa dihindari.

"Kalau kita melihat indikator risk premium itu rata2 turun, artinya risiko gagal bayarnya turun walaupun pertumbuhan ekonomi global turun karena dipangkasnya suku bunga global di level sangat rendah. Jadi risiko krisis seperti 1998 dan resesi global 2009 sangat terbatas," ujar dia.

Adapun Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah mengatakan dengan diturukannya suku bunga penjaminan LPS, diharapkan transmisi penurunan suku bunga BI kepada suku bunga simpanan dan kredit bisa terjadi lebih cepat. Dengan demikian, biaya dana bank-bank untuk mendorong pertumbuhan kredit bisa lebih rendah.

"Sehingga harapannya, ekonomi bisa tumbuh lebih cepat," ujar Halim.

"Walau ke depan tantangan cukup besar terutama pengaruh trade war dan geopolitik mudah-mudahan masih bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi di 5 persen. Walau tidak ideal tapi mudah-mudahan kita masih bisa tumbuh sekitar 5 persen sehingga demand kredit tidak melambat," jelas Halim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com