Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berhasil Swasembada Beras, Sejarah Baru pada Kepemimpinan Jokowi-JK

Kompas.com - 01/10/2019, 07:26 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, produksi beras Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019 berhasil menghasilkan stok di Bulog sebanyak 2,5 juta ton.

Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai kondisi stok beras tersebut membuktikan mimpi pemerintahan Jokowi-JK untuk mewujudkan swasembada beras menjadi kenyataan.

Perbandingannya adalah pada 1984 Indonesia berhasil swasembada dengan jumlah penduduk 162 juta, padahal terdapat impor sekitar 414.000 ton.

Baca juga: Genjot Percepatan Investasi, Kementan Luncurkan Program Inovasi

Definisi swasembada oleh Food and Agriculture Organization (FAO) pada waktu itu disebut swasembada bila mampu mencukupi sendiri dan impor maksimum 10 persen.

Sedangkan, pada 2019 dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa yang membutuhkan pasokan 2,5 juta ton beras per bulan atau 29,5 juta ton per tahun tercukupi beras dari produksi petani dan kini stok beras di Bulog ada 2,5 juta ton.

"Artinya saat ini pun Indonesia berhasil meraih swasembada beras," ujar pria yang akrab disapa Hensat melalui rilis tertulis, Senin (30/9/2019).

Sejarah baru

Hensat menegaskan keberhasilan pemerintahan Jokowi-JK mewujudkan swasembada beras ini tentu menjadi sejarah baru.

Pasalnya, pada 2015 Indonesia dihadapkan pada kondisi El Nino sehingga terjadi impor beras 1,5 juta ton yang sebagian meluncur masuk Indonesia hingga awal 2016.

Namun, melalui kebijakan dan program strategis Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, pada 2016-2017 tidak ada impor beras umum.

"Pada 2018, impor beras hanya untuk jaga-jaga karena 2019 ada hajatan politik yakni Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif," tegasnya.

Baca juga: Kementan: Jangan Palsukan Pestisida

Lebih lanjut, Hensat menjelaskan berbagai program antisipasi dini dan mitigasi, Kementan berhasil melewati dampak El Nino atau kekeringan terbesar 2015 tersebut.

Program tersebut seperti rehabilitasi jaringan irigasi besar-besaran, pompanisasi, sumur dangkal, mekanisasi, dan benih tahan kekeringan.

"Bila dibandingkan dengan El Nino 1997-1998, di mana saat itu penduduk Indonesia 203 juta jiwa terjadi impor 12 juta ton beras, maka bila tidak ada program yang masif di 2015 jumlah penduduk 258 juta jiwa akan impor 16 juta ton beras," terangnya.

Baca juga: Kementan Imbau Petani Perhatikan Jadwal Musim Tanam

Oleh karena itu, Hensat menilai infrastruktur dasar pertanian yang telah dibangun 2015-2019 menjadi pondasi guna estafet pembangunan berikutnya.

Bahkan, Kementan kini tengah fokus mengimplementasikan pertanian dengan teknologi 4.0.

"Ini tentu bukti kebijakan politik sektor pertanian yang bisa merubah pertanian ke depan semakin maju dan berdaya saing," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

10 Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat HP Antiribet

Spend Smart
Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Cara Transfer Pulsa Telkomsel dan Biayanya

Spend Smart
Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com