Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CORE: Stimulus Fiskal dan Moneter Mampu Pikat Investor

Kompas.com - 20/11/2019, 13:09 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia memperkirakan investasi Indonesia tahun 2020 akan tumbuh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Faktor yang mendorong pertumbuhan investasi tahun depan, yakni dilewatinya momen politik yang berlangsung sejak pertengahan 2018 hingga 2019.

Kejelasan pimpinan terpilih serta kabinet menterinya diyakini akan mendorong para investor untuk menanamkan modal di Indonesia.

Secara historis, tren peningkatan investasi cenderung terlihat saat tahun-tahun politik. Misalnya, pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014.

Baca juga: Luhut: Saya Enggak Mau Lihat Investasi dengan Teknologi Kelas 2...

"Investasi kita melihat tren sejak tahun 2019, selama tiga kuartal pertama tahun ini pertumbuhannya 4.74 persen. Artinya dibandingkan tahun lalu lebih rendah pertumbuhannya 6,9 persen. Biasanya di tahun-tahun politik, pelaksanaan Pilpres biasanya pertumbuhan penanaman modal alami perlambatan," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal di Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Nyatanya, nilai investasi yang masuk ke Indonesia usai tahun politik tidak seperti yang diharapkan.

Namun, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal pada kuartal III-2019 mencapai Rp 205,7 triliun, atau meningkat 18,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 yang sebesar Rp 173,8 miliar.

Sementara bila dilihat dari periode Januari-September 2019, penanaman modal tercatat sebesar Rp 601,3 triliun. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 535,4 triliun.

Dari pandangan CORE, nilai investasi tersebut masih minim. Penyebabnya tak lain sektor manufaktur.

Baca juga: Luhut Sebut Potensi Investasi UEA di RI Capai Rp 2.282 Triliun

"Hanya saja sampai saat ini masih banyak faktor yang mempengaruhi atau menghambat investasi, salah satunya di manufaktur. Tren investasi, walaupun tumbuh tapi tumbuhnya tidak terlalu tinggi karena di satu sisi investasi yang masuk ke sektor jasa tumbuh tinggi, tapi masuk ke manufaktur malah kontraksi sejak 2016 sampai 2019," jelas Faisal.

Untuk meningkatkan nilai investasi tersebut, menurut CORE Indonesia, pemerintah sebaiknya melakukan pelonggaran kebijakan moneter yang telah dilakukan tahun ini dan diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2020. Sehingga, dapat mendorong likuiditas serta investasi di sektor riil.

Stimulus lainnya, yakni berbagai insentif perpajakan yang direncanakan pemerintah, seperti super deduction tax, mini tax holiday, dan investment allowance untuk padat karya diperkirakan akan berkontribusi merangsang para investor.

Meskipun efek dari kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan investasi tahun depan relatif terbatas.

Baca juga: Kembangkan Mobil Listrik, Hyundai Investasi 1 Miliar Dollar AS ke Indonesia

Terakhir, tren investasi di sektor jasa yang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir bakal terus berlanjut. Meskipun investasi yang masuk ke sektor manufaktur justru alami kontraksi.

"Meskipun keempat faktor berpotensi meningkatkan pertumbuhan investasi di tahun 2020, daya dorongnya diperkirakan masih belum terlalu signifikan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com