Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Contoh Pengembangan Biodiesel Indonesia

Kompas.com - 09/12/2019, 20:32 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara penghasil sawit terbesar di dunia setelah Malaysia. Tercatat ada 45 juta ton ekspor yang dikirimkan Indonesia ke berbagai negara seperti Eropa, China dan negara lainnya.

Di indonesia sendiri, sawit diolah untuk keperluan yang beragam, yakni untuk minyak goreng (5-6 juta ton per tahun), dan untuk biodisel (6,9 juta ton) per akhir 2019.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan besarnya potensi sawit untuk biodiesel memungkinkan Indonesia menghemat devisa melalui program B30. Hal ini karena bisa mengurangi impor minyak.

"Insyaallah kita bisa karena banyak banget di negara lain pelaksaan sehari-hari B20 atau Biodiesel 20 persen tapi isinya hanya 10 persen," ujarnya di Jakarta, Senin (9/12/2019).

Musdalifah mengatakan ketika Indonesia tahun depan akan resmi mengeluarkan B30, negara tetangga Malaysia baru mulai berencana mengembangkan B20 atau Biodiesel 20 persen. Begitupun dengan Thailand.

"Ada juga beberapa negara produsen sawit yang mulai mencontoh apa yang dilakukan Indonesia dan mereka meminta advice," jelasnya.

Baca juga : Airlangga: Biodiesel 30 Persen Bisa Hemat Devisa Impor Rp 112 Triliun

Pada kesempatan yang sama Direktur Pengolahan & Pemasaran Ditjen Perkebunan Kementan Dedi Junaedi mengatakan saat ini Indonesia perlu melakukan peremajaan sawit.

Melalui Dirjen Perkebunan saat ini sudah mengidentifikasikan ada 2,47 juta hektare kebun plasma atau kebun yang dimiliki secara pribadi atau swadaya.

Dengan adanya pemerajaan sawit dapat mendorong berbagai kemitraan untuk menjalin kerja sama.

"Namun yang menjadi kendala adalah aspek legalitas atau kepemilikan lahan kebun namun ketika sama-sama saling mendorong dan berkoordinasi semua masalah bisa kita selesaikan satu per satu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com