Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri KKP soal Benih Lobster: Bagaimana Mungkin Menteri Merusak Lingkungan?

Kompas.com - 12/12/2019, 14:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo kembali angkat bicara tentang tudingan miring tentang peluang membuka keran ekspor benih lobster.

Dia bilang, peluang itu masih didalami dan belum ada keputusan resmi.

Lagipula, membuka keran ekspor lobster bukanlah satu-satunya solusi memajukan budidaya hasil laut dan meningkatkan devisa negara.

"Bagaimana mungkin seorang menteri yang pertama merusak lingkungan? Apakah kita akan ekspor? Itu salah satu solusi. Apakah ekspor sudah benar? Itu lagi didalami. Itu belum jadi keputusan," kata Edhy di Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Baca juga: Susi Pudjiastuti soal Ekspor Benih Lobster: Astagfirullah, Tak Boleh Kita Kufur...

Edhy pun mengaku peraturan soal benih lobster bukanlah satu-satunya yang harus dia dalami. Ada 29 peraturan lain yang harus dikomunikasikan dengan stakeholder di sektor kelautan dan perikanan.

Terkait benih lobster, dia mengaku tidak setuju bila 100 persen benih lobster harus diekspor dan luar negeri menikmati hasilnya. Kalaupun bisa, kata dia, benih lobster 100 persen dibudidaya di Indonesia.

"Ya memang simulasinya banyak. Apakah ekspor harus 100 persen? Saya juga tidak akan setuju. Kalau nanya sikap saya, saya maunya dibesarkan 100 persen di Indonesia dan itulah kita akan dapat devisa," tegas Edhy.

Oleh karena itu, Edhy meminta semua orang jangan meragukan kapasitas dan kemampuannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Dia tidak ingin, orang-orang yang mengkritisinya hanya bersembunyi dalam kedok lingkungan.

"Jangan bersembunyi dengan kedok lingkungan. Asal tahu saja, saya pribadi suka sekali menanam pohon. Sudah lebih dari 40.000 jenis pohon di rumah dan rumah dinas saya yang saya tanam dengan tangan saya sendiri. Jangan ragukan kapasitas Edhy Prabowo sebagai Menteri KKP,' pungkasnya.

Baca juga: Faisal Basri: Larangan Ekspor Benih Lobster Dicabut, Sudah Gila Itu

Sebelumnya, mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti terlihat menanggapi kebijakan Edhy soal kebijakan pemerintah yang berencana membuka keran ekspor benih lobster.

Susi menyebut, lobster sangat bernilai ekonomi tinggi sehingga kelestariannya perlu dijaga.

Dia pun menyarankan hendaknya manusia tidak boleh tamak alias serakah karena tergiur dengan harganya yang mahal itu, utamanya harga benih lobster yang melonjak drastis di pasar luar negeri.

"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menual bibitnya; dengan harga seperseratusnyapun tidak. Astagfirulah .. karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikmat dr Nya," tulis Susi Pudjiastuti dikutip dari akun Twitter pribadinya, Rabu (11/12/2019).

Tak hanya Susi, Ekonom Senior Faisal Basri juga buka suara soal adanya peluang ekspor benih lobster ini. Faisal menyoroti kebijakannya yang dinilai merugikan Indonesia.

"Belum sebulan dua bulan kabinet (baru) ada, (larangan) ekspor benih lobster dicabut. Sudah gila itu. Namanya kan bibit, bibitnya kita jual ya gimana? Gila enggak? Itu aja," kata Faisal di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com