Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segarnya Bisnis Manisan Carica, Oleh-oleh Khas Dieng

Kompas.com - 29/02/2020, 13:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika dulunya dianggap sebagai tanaman pekarangan yang tumbuh liar di Dataran Tinggi Dieng, siapa sangka jika carica kini jadi komoditas produk makanan yang menjanjikan.

Buah ini sudah sangat familiar, dan kini menjelma jadi oleh-oleh paling populer bagi wisatawan yang melancong ke Dieng, Jawa Tengah. Buah yang sekilas mirip pepaya ini banyak diolah menjadi manisan.

Mudah menemukan manisan carica di banyak pedagang di Dieng. Carica saat ini juga tak sulit ditemui di pusat oleh-oleh di berbagai kota seperti Semarang dan Yogyakarta.

Salah satu pengusaha yang sudah cukup lama menggeluti bisnis manisan carica yakni Mudhofi. Pria asal Desa Patak Banteng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ini memproduksi berbagai olahan carica dengan merek Al Fath.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Bill Gates Meminta Ini kepada Negara Maju

Mudhofi yang juga pengurus Pondok Pesantren Al Fattah ini memulai usaha manisan carica pada Mei 2015 silam. Dirinya tak sendirian, dia dibantu sejumlah santri pondok pesantren dan warga sekitar yang membentuk koperasi.

"Jadi anggotanya Yayasan Pesantren Al Fath dan petani di koperasi yang sudah ada sejak tahun 2008," kata Mudhofi kepada Kompas.com, Sabtu (29/2/2020).

Menurutnya, selain dijual sebagai buah tangan di sejumlah tempat wisata di Dieng, caricanya sudah banyak dipasarkan ke luar kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta.

Kendati demikian, usahanya tak selalu berjalan lancar. Sempat, beberapa kali dirinya harus menanggung rugi lantaran mandeknya pembayaran dari agen penjual.

Baca juga: Usulan Pungutan Cukai Sri Mulyani, Kopi Susu Saset hingga Asap Knalpot

"Pernah berhenti karena banyak agen yang tidak bayar. Sebenarnya usaha ini sudah mulai sebelum 2014, kemudian pernah gagal, lalu mulai lagi usahanya di tahun 2015. Sulitnya ya itu, kadang ada pembayaran macet," ucap Mudhofi.

Ia juga beberapa kali mengikuti pelatihan bisnis. Salah satunya pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa tengah di Balatkop Semarang yang saat itu dimentori oleh Bio Hadikesuma.

Dalam sehari, lanjutnya, dirinya bisa menghabiskan lebih dari 60 kilogram buah carica untuk diolah menjadi manisan yang dikemas dalam berbagai ukuran.

Manisan Carica Al Fath dijual seharga Rp 20.000 untuk isi 6 cup, dan Rp 35.000 untuk isi 12 cup. Masing-masing cup berisi 115 gram buah carica. Sementara untuk proses produksinya dilakukan oleh 20 orang yang terdiri dari para santri pondok pesantren.

"Omzet sih masih kecil, sekitar Rp 30-50 juta dalam sebulan. Pendapatan carica untuk tambahan pemasukan buat yayasan pesantren. Kebetulan memang kita juga ada beberapa unit usaha," ujar Mudhofi.

Baca juga: Langkah Militer Erdogan di Suriah Bawa Mata Uang Lira Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com