Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Covid- 19 Perlambat Pertumbuhan Ekonomi Global

Kompas.com - 01/03/2020, 07:40 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Awal tahun ini perekonomian global sempat diprediksi kembali pulih setelah perang dagang antar AS-China mulai mereda.

Kepala Ekonomi PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan dalam kenyataannya perekonomian global melambat setelah virus Corona atau Covid-19 menyerang dan mewabah di China.

Padahal sejatinya China merupakan negara terbesar yang memiliki peran penting bagi perekonomian di negara-negara lain.

"Awalnya pertumbuhan ekonomi global cukup optimis setelah trade war kemarin. Tapi akibat Covid -19 ini sedikit melambat. Kalau dilihat dari beberapa indikator misalnya Purchasing Managers Index (PMI) Februari 2020 itu mengalami penurunan ke posisi terendah, kenapa turun karena salah satu kotanya yaitu Wuhan yang merupakan industri China produksinya sekarang berhenti," ujarnya di Bandung, Sabtu (29/2/2020).

Baca juga: Akibat Corona, Pendapatan Perusahaan AS dan Eropa di China Diprediksi Anjlok hingga 50 Persen

Adapun penurunan PMI tersebut dikatakan Josua pada bulan Februari turun ke 35,7, sementara angka PMI yang berada di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas industri.

"Artinya semakin jauh angkanya di bawah 50 maka semakin besar kontraksinya," sambungnya.

Josua juga mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pencapaian target pertumbuhan ekonomi global adalah dengan adanya sinergitas menyeluruh, baik dari otoritas fiskal dan moneter maupun reformasi struktural secara berkelanjutan.

Dari sisi kinerja fiskal Josua mengatakan perlu didukung oleh kebijakan moneter yang dapat dilakukan melalui penurunan suku bunga acuan.

"Saat ini suku bunga acuan memang sudah dilakukan oleh bank sentral.Transmisi suku bunga bisa memberikan stimulus, jadi seharusnya orang mulai konsumsi, termasuk kepada korporasi karena biaya untuk ekspansi menajdi lebih murah," sambungnya.

Dengan begitu Josua berpendapat mesin-mesin industri yang selama ini menajdi sumber pertumbuhan ekonomi seperti manufaktur maupun konstruksi tetap kuat.

"Kuncinya adalah fiskal, moneter dan reformasi struktur yang kalau itu dijaga dengan baik maka pertumbuhan ekonomi kita resilient," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com