Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Utang Produktif Vs Utang Konsumtif, Kamu yang Mana?

Kompas.com - 21/03/2020, 17:31 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Akhirnya, setiap bulan harus mencicil barang kreditan yang jumlahnya bisa lebih dari satu barang.

Baca juga: Lunasi Utang Kartu Kredit di Akhir Tahun, Simak 3 Tipsnya

4. Tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan
Antara kebutuhan dan keinginan jelas berbeda. Sayangnya, banyak orang yang tidak mengerti perbedaan tersebut.

Kebutuhan bisa diartikan sesuatu yang penting dan sangat diperlukan. Sifatnya harus segera terpenuhi.

Sementara keinginan adalah sesuatu yang diinginkan, namun sifatnya tidak terlalu mendesak. Artinya masih bisa ditunda.

Lantaran salah kaprah, di mana keinginan diubah menjadi kebutuhan atau prioritas, seseorang jadi berutang.

Tujuan utang untuk memenuhi keinginan tersebut. Sehingga pengeluaran yang awalnya hanya untuk membeli kebutuhan, kemudian membengkak karena keinginan itu.

Baca juga: Terjerat Utang, Bagaimana supaya Lepas dari Jeratnya?

Membedakan Utang Produktif dan Konsumtif

Ada 2 jenis utang yang timbul dalam mengelola keuangan, yakni utang produktif dan utang konsumtif.

1. Utang Produktif
Pengertian utang produktif adalah utang yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat keuangan.

Contohnya digunakan untuk modal kerja, modal usaha, investasi, membeli rumah sebagai tempat tinggal maupun dikontrakkan ke orang lain, membeli motor atau mobil agar bisa bekerja menjadi driver ojek atau taksi online.

Dari utang yang dipakai untuk pengembangan bisnis misalnya, pengusaha akan meraup pendapatan besar. Dari keuntungan tersebut, bisa dipakai untuk membayar cicilan atau melunasi utang.

Umumnya, utang produktif ini terencana, sehingga dapat diketahui waktu pengembaliannya.

Baca juga: Lebih Baik Bayar Tagihan Kartu Kredit Ketimbang Utang Lainnya, Mengapa?

2. Utang Konsumtif
Utang konsumtif merupakan utang yang pemanfaatannya digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Tidak memiliki dampak positif atau menambah pendapatan si peminjam. Biasanya utang ini dipakai untuk ‘membeli’ keinginan (sesuatu yang tidak mendesak atau tidak terlalu penting).

Contoh penggunaan utang konsumtif untuk membiayai liburan ke luar negeri, membeli barang mahal yang hanya akan teronggok di rumah atau tidak terpakai, membeli gadget teranyar, jam tangan mewah, padahal Anda masih memiliki barang-barang yang sama.

Barang-barang konsumsi yang dibeli ini cenderung akan mengalami penyusutan nilai atau harga. Jadi kalau dijual lagi, harga barang-barang tersebut bisa turun drastis dari harga beli.

Tidak bermanfaat bukan?

Baca juga: Ingin Terbebas dari Utang? Lakukan 5 Hal Ini

Berutang Sah-sah Saja, Asal....

Sebenarnya siapapun boleh berutang, asalkan punya kemampuan membayar. Berutang pun sah-sah saja, asalkan digunakan untuk sesuatu yang produktif atau memberi nilai tambah.

Jangan berutang untuk sesuatu yang tidak Anda butuhkan. Maka dari itu, rencanakan dengan matang bila Anda ingin mengajukan utang, terutama untuk penggunaannya sehingga Anda tidak terjerat tumpukan utang.

 

Artikel ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Cermati.com. Isi sepenuhnya merupakan tanggung jawab Cermati.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com