Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menilik Konsumsi Beras Organik dalam Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/03/2020, 14:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beras tersebut tidak dikemas secara khusus dan belum memiliki sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi yang berwenang.

Akibatnya, harga jual beras organiknya pun sama dengan harga jual beras biasa, sehingga margin keuntungan yang diperoleh sangatlah tipis.

Sejumlah mitra petani organik milik Eko yang telah mengantongi sertifikasi organik menjual beras organiknya ke supermarket lokal atau menjual langsung kepada konsumen melalui promosi dari mulut ke mulut.

Adapun pelanggan Budi berasal dari pengunjung yang rutin mendatangi pasar organik di Departemen Pertanian Jakarta Selatan serta pasar organik di wilayah Said Naum, Tanah Abang, Jakarta.

Survei yang dilakukan di pertengahan tahun 2019 pada 200 konsumen beras organik di Jabodetabek melibatkan responden dari berbagai profesi, mulai dari PNS, karyawan swasta, kaum profesional, wirausaha, serta ibu rumah tangga.

Responden tersebut rata-rata telah menjadi konsumen beras organik selama lebih dari 2 tahun dan memiliki pendidikan terakhir minimal S1 (80 persen lulusan S1, 16 persen lulusan S2 dan 4 persen lulusan S3).

Mayoritas usia mereka berkisar antara 31 hingga 40 tahun (52 persen dari total responden). Hampir seluruh responden telah menikah (87 persen) dan memiliki anak berusia balita.

Terkait dengan kondisi kesehatan anggota keluarga, terdapat kelompok responden yang memiliki riwayat alergi makanan dalam keluarga sebanyak 36 persen responden.

Dilihat dari tingkat pendapatan per bulan, pendapatan yang paling banyak dimiliki oleh responden adalah antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 15 juta (67 persen) dan 11 persen di atas Rp 20 juta.

Pengeluaran responden untuk makan (pagi, siang dan malam) setiap bulannya rata-rata berkisar antara Rp 5 juta-10 juta (42 persen), namun mereka yang memiliki pengeluaran antara Rp 10 juta-15 juta juga cukup besar (35 persen).

Responden juga mayoritas melakukan kegiatan memasak untuk memenuhi kebutuhan makan dalam keluarga (78 persen).

Adapun lokasi pembelian beras organik yang paling banyak dipilih oleh responden adalah supermarket (63 persen) dan agen beras (28 persen).

Sementara itu, responden mayoritas memperoleh informasi mengenai beras organik dari media sosial (54 persen).

Lantas bagaimana animo konsumen untuk tetap mengonsumsi beras organik pada situasi pandemi Covid-19 saat ini? Untuk mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, penulis mencoba menghubungi beberapa responden yang terlibat penelitian sebelumnya melalui email maupun kontak Whatsapp.

Dalam periode 1 minggu di pertengahan Maret 2020, terdapat 68 responden yang merespon survei.

Responden diminta untuk memberikan pendapat terkait konsumsi beras organik dalam situasi pandemi Covid-19 berikut ini.

  1. Saya rutin mengonsumsi beras organik selama 2 tahun terakhir;
  2. Dalam situasi pandemi Covid-19, beras organik lebih sehat untuk dikonsumsi;
  3. Meskipun harganya lebih mahal karena situasi pandemi Covid-19, saya tetap akan membeli beras organik;
  4. Agar terhindar dari Covid-19, kita harus mengonsumsi makanan bergizi;
  5. Makanan organik dapat membantu menjaga stamina agar terhindar dari Covid-19.

Jawaban responden atas survei singkat tersebut membuktikan bahwa konsumen beras organik relatif adalah konsumen loyal.

Lebih Sehat

Dalam situasi pandemi Covid-19, responden menyatakan bahwa beras organik lebih sehat untuk dikonsumsi (62 orang menjawab Sangat Setuju), akan tetap membeli beras organik meskipun harganya lebih mahal (59 orang menjawab Setuju).

Adapun jawaban harus mengonsumsi makanan bergizi agar terhindar dari Covid-19 sebanyak 59 orang menjawab setuju dan 53 orang setuju dengan anggapan makanan organik dapat membantu menjaga stamina agar terhindar dari Covid-19.

Jawaban responden di atas didukung oleh penelitian Lee dan Goudeau (2014), di mana bagi konsumen produk organik terdapat peran sikap utilitarian (persepsi atas manfaat kesehatan) dan sikap hedonis (persepsi atas harga) dalam keputusan pembelian produk organik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com