Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pelanggan Sepi Saat Pandemi Covid-19, Begini Strategi Mitra Grabfood

Kompas.com - 09/04/2020, 19:44 WIB
Farhanah,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi virus Covid-19 berdampak pada berbagai sektor usaha, salah satunya kuliner. Pelanggan tak bisa lagi makan di restoran. Sudah begitu, restoran juga harus mengurangi jam operasional.

Pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UMKM), harus menggunakan strategi baru untuk bertahan, yaitu mengandalkan teknologi dalam menjangkau pelanggan.

Strategi itulah yang dilakukan mitra merchant GrabFood di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.

Manager Pemasaran Wingz O Wingz Muhammad Muhlis mengaku transaksi makan di gerai menu ayam miliknya hanya tersisa lima persen. Mereka pun membatasi kunjungan pelanggan dengan melayani take a way dan order aplikasi saja.

“Saat ini, paling saya syukuri sih bahwa usaha yang saya kembangkan ini sekarang tidak hanya tetap menghidupi ratusan karyawan, tapi juga membantu para pengemudi ojek online di tengah situasi sulit ini,” kata Muhlis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (9/4/2020).

Baca juga: Lawan Covid-19, Grab Siagakan Lini Transportasi Khusus

Restoran yang berdiri sejak 2011 tersebut merupakan sumber penghidupan bagi 250 karyawannya. Muhlis mengaku Grab sangat membantu bisnis bertahan.

Sementara di Surabaya, salah satu mitra GrabFood, Ayam Bakar Primarasa juga mengalami dampak dari pandemi virus ini. Edwin Sugiaurto generasi kedua pengelola restoran mengaku menghadapi banyak keputusan sulit.

“Kami hanya bisa mengambil satu. Kami pun memilih untuk beroperasi seperti biasa supaya karyawan tetap memperoleh gaji utuh setiap bulan, dengan meningkatkan standar kebersihan dan melakukan prosedur pengecekan kesehatan,” tutur Edwin.

Edwin mengatakan 100 karyawan bergantung dari usaha yang berdiri sejak 1993 ini. Sekarang, 50 persen transaksi berasal dari pesanan online.

MasterCheese, UMKM kuliner mitra GrabFood di Makassar memiliki cerita yang sedikit berbeda. Mereka terpaksa tetap buka untuk mempertahankan omzet, meski harus memangkas jam operasional.

Baca juga: Manajemen Grab Sisihkan Gaji untuk Bantu Pengemudi

“Memang lewat pesanan online, terutama Grab itu tetap banyak. Dulu saja sebelum Corona, 50 persen pesanannya dari Grab. Sekarang pesanan online dari Grab naik sampai 80 persen. Bersyukur karena ada teknologi yang membuat kami mampu bertahan di situasi sulit ini,” tutur Yulianti pemilik usaha.

Cerita juga hadir dari Medan, Erwin Susanto pengelola UMKM Martabak Mekar bercerita bahwa pandemi Covid-19 belum berpengaruh pada jumlah pesanan yang masuk. Namun, ia mengaku kebanyakan pembelinya saat ini memesan dari aplikasi GrabFood.

“Jauh sebelum pandemi ini merebak, Grab sudah membantu untuk menjangkau lebih banyak pembeli. Jadi, mereka tidak perlu datang ke sini untuk bisa menikmati menu-menu martabak kami,” jelas Erwin.

Baca juga: Bersama Lawan Covid-19, Ini Pesan dari Manajemen Grab Indonesia untuk Mitra dan Pelanggan

Merchat mitra GrabFood sedang melayani pelanggan.Grab Indonesia Merchat mitra GrabFood sedang melayani pelanggan.

Penerapan standar sanitasi

Muhlis, Edwin, Julia, dan Erwin kini tengah berjuang mempertahankan bisnis di tengah situasi wabah yang mengancam kelangsungan bisnis mereka.

Selain mengatur strategi, mereka pun menjalankan standar kebersihan tinggi sesuai anjuran pemerintah, serta Standar Keamanan Terpadu untuk layanan pesan-antar makanan yang diterapkan GrabFood.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com