Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Pandemi Covid-19, Penasihat Trump: Ini Guncangan Terbesar Dibanding "Great Depression"

Kompas.com - 28/04/2020, 11:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Kevin Hasset, penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump, membandingkan resesi ekonomi akibat pandemi virus corona (Covid-19) dengan resesi saat great depression (depresi besar) yang menimpa "Negeri Paman Sam" itu pada tahun 1930-an.

"Ini adalah guncangan terbesar yang pernah dialami ekonomi kita. Kita akan melihat tingkat pengangguran mendekati angka yang kita lihat selama great depression," katanya, dikutip dari CNN, Selasa (28/4/2020).

Selama great depression, AS telah kehilangan 8,7 juta pekerjaan secara keseluruhan. Sementara saat ini, menurut Hasset, AS kehilangan banyak pekerjaan tiap 10 hari.

Apa yang terjadi dalam enam minggu terakhir sudah melampaui yang terburuk saat depresi besar, ketika tingkat pengangguran mencapai 10 persen. Selain itu, juga telah mengecilkan resesi pada 1982 saat pengangguran mencapai 10,8 persen.

Baca juga: Dampak Covid-19, Angka Pengangguran AS Diprediksi Melonjak Dekati Jumlah Saat Great Depression

Hasset memperkirakan, tingkat pengangguran pada April 2020 bisa mencapai 16 persen atau bahkan lebih tinggi.

Dalam enam minggu terakhir pula, lebih dari 16 persen pasar tenaga kerja mengajukan tunjangan pengangguran. Dalam perhitungan kasar, tingkat pengangguran hampir 20 persen. Itu merupakan level yang tidak pernah lagi terlihat sejak awal 1930-an.

Lebih lanjut, Hasset mengungkapkan, depresi pada dasarnya adalah resesi yang sangat buruk. Pertumbuhan ekonomi AS kemungkinan akan mengungkapkan kontraksi pada kuartal I tahun ini.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 lebih mengerikan. Ekonomi AS diperkirakan akan menyusut pada tingkat tahunan 20 persen hingga 30 persen, sama dengan saat great depression.

Baca juga: Pagebluk Corona, Defisit Anggaran AS Diproyeksi Capai 3,7 Triliun Dollar AS

Berbeda

Sedikit bercerita sejarah, great depression sebenarnya terjadi dua waktu penurunan ekonomi. Biro Riset Ekonomi Nasional AS menemukan penurunan tajam dari tahun 1929 hingga 1933, ketika PDB turun 27 persen kemudian berlanjut dari 1937 hingga 1938.

Sebagian besar ekonom saat itu tidak berpikir ekonomi akan kembali normal sampai tahun 1940 atau tahun 1941.

Jika dibandingkan dengan fenomena virus hari ini, ada perbedaan penting. Amerika telah memiliki jaring pengaman saat ini. Seberapa baik langkah eksekusinya akan menentukan "depresi" virus corona hanya tinggal nama atau sebaliknya.

"Depresi, sepertinya tidak. Hanya satu kuartal di kuartal kedua yang (pertumbuhannya) mengerikan. Kemudian diikuti oleh pemulihan yang berombak (choppy recovery). Bisakah AS mencegah depresi? Ya, tentu saja," kata kepala strategi kebijakan AS di AGF Investments Greg Valliere.

Asal tahu saja, bank sental AS The Federal Reserve telah mengumumkan dukungan stimulus tak terbatas, bahkan bersejarah untuk pasar kredit. Pemerintah telah menghabiskan triliunan dollar AS untuk dana penyelamatan dan dana talangan untuk penanganan pandemi.

"Yang saya pikirkan adalah, ketika kita mulai membuka kembali ekonomi pada Mei dan Juni, Anda akan mulai melihat ekonomi benar-benar bangkit kembali pada Juli, Agustus, dan September," kata Kongres belum lama ini.

"Kami memberikan bantuan fiskal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya ke dalam perekonomian. Anda melihat triliunan dollar yang masuk ke dalam perekonomian dan saya pikir itu akan memiliki dampak yang signifikan," tambahnya.

Baca juga: Terburuk Sepanjang Sejarah, Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah 0 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com