Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat E-commerce, Pria 40 Tahun Ini Jadi Orang Terkaya Ketiga China

Kompas.com - 26/05/2020, 11:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Forbes

NEW YORK, KOMPAS.com - Orang terkaya ketiga di China ternyata baru berusia 40 tahun. Ia pun dinobatkan sebagai miliarder pengusaha termuda di Negeri Tirai Bambu itu.

Dilansir dari Forbes, Selasa (26/5/2020), Colin Zheng Huang mendirikan platform belanja online Pinduoduo pada tahun 2015. Kemudian, Pinduoduo melantai di bursa saham Nasdaq AS pada tahun 2018 lalu.

Pada akhir pekan lalu, saham Pinduoduo melesat 14,5 persen. Akhirnya, kekayaan Huang pun bertambah 4,5 miliar dollar AS menjadi 35,6 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 525,3 triliun (kurs Rp 14.757 per dollar AS).

Baca juga: Berkat PUBG, Bos Tencent Depak Jack Ma dari Orang Terkaya China

Huang pun menjadi orang terkaya ketiga di China dan menduduki peringkat 25 daftar orang terkaya di dunia.

Dalam daftar orang terkaya di China, Huang berada persis di bawah pendiri Alibaba Jack Ma yang kekayaannya mencapai 41,3 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 609,1 triliun.

Adapun orang terkaya di China adalah pimpinan Tencent Ma Huateng yang kekayaannya mencapai 46,4 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 684,4 triliun.

Saham Pinduoduo melesat dalam dua bulan terakhir karena melonjaknya permintaan belanja online selama pagebluk virus corona.

Baca juga: Harta 10 Orang Terkaya di Dunia Raib Rp 391,6 Triliun dalam Sehari

Adapun Pinduoduo merupakan pionir e-commerce sosial di China. Pembeli bisa memperoleh barang dengan harga lebih murah apabila ia bisa menemukan pembeli lain yang akan membeli barang tersebut bersama dia dalam satu grup.

Model penjualan semacam ini kemudian sangat populer di China. Dalam setahun pertamanya, Pinduoduo telah memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan.

 

Jumlah pembeli aktif dalam periode setahun hingga 31 Maret 2020 melonjak menjadi 628 juta orang, dibandingkan 443 juta orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pinduoduo melaporkan pendapatan sebesar 923,8 juta dollar AS atau setara sekira Rp 13,6 triliun pada kuartal I 2020. Angka ini melonjak 44 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.

Namun, rugi bersih Pinduoduo juga melebar menjadi 582 juta dollar AS atau setara sekira Rp 8,5 triliun. Angka ini lebih tinggi 120 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Berkat Ventilator, Harta Orang Terkaya Singapura Naik Rp 15,5 Triliun Per Bulan

Meski demikian, para investor tampak optimistis dengan potensi pertumbuhan Pinduoduo.

"Covid-19 telah memunculkan kekuatan besar yang mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bermain. (Covid-19) telah mengakselerasi adopsi perdagangan online dalam laju yang belum pernah terbayangkan," ujar Huang.

Huang, yang pernah bekerja di Google, memiliki gelar magister ilmu komputer dari University of Wisconsin at Madison, AS. Ia pun pernah magang di Microsoft saat masih berstatus mahasiswa.

Namun, ia memutuskan untuk bekerja di Google usai lulus kuliah pada tahun 2004.

Baca juga: Dalam Sebulan, Harta 10 Orang Terkaya di Dunia Naik Rp 1.950 Triliun

"Saya memutuskan untuk tidak tetap (bekerja) di Microsoft setelah lulus. Sebab, saya bisa melihat akan menjadi seperti apa saya di Microsoft dalam sepuluh tahun kemudian," sebut Huang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com