Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya pun menjelaskan untuk bisa memulai sektor-sektor usaha tersebut, pelaku suaha perlu untuk menerapkan protokol-protokol tambahan.
Pemerintah pun dianggap perlu untuk memertimbangkan pembukaan sektor usaha tak hanya dengan pertimbangan kontribusi ekonomi, tetapi juga tipe interaksi sektor usaha yang bersangkutan.
"Jadi pembukaan sektor usaha juga dipertimbangkan dari tipe interaksi, kalau risiko tinggi dalam ruang tertutup, ramai, dan cross interaction, ini masuk dalam kategori tiga, kemudain yang risiko lebih rendah, kategori kedua itu untuk dalam ruangan namun tidak ramai dan tidak cross interaction, namun ada pula yang kategori satu seperti di ruangan terbuka, ini seperti pertanian, nelayan," jelas Berly dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Kini Pesawat Bisa Angkut Penumpang 70-100 Persen
Untuk kategori ketiga, yang meliputi sektor industri menurut dia harus menerapkan protokol yang lebih ketat untuk menekan risiko persebaran virus.
"Pabrik-pabrik harus submit protokol baru, layout pabrik harus diubah, adapun untuk pertanian atau perkebunan selama nggak ada masalah ya ngga papa, namun untuk kategori kedua seperti logisitik, ada plotting dan protokol baru," ujar dia.
Baca juga: Layanan Tatap Muka Kantor Pajak Dibuka Lagi 15 Juni 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.