Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astra Raup Untung Rp 21,7 Triliun di 2019

Kompas.com - 16/06/2020, 16:27 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2019. Pengusaha otomotif di Indonesia membukukan laba bersih Rp 21,7 triliun atau naik tipis dibanding periode tahun sebelumnya Rp 21,6 triliun.

"Menyetujui penggunaan laba bersih konsolidasian perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp 21,70 triliun," ujar Chief of Corporate Affairs Astra, Riza Deliansyah seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/6/2020).

Perseroan juga akan membagikan dividen Rp 8,66 triliun kepada pemegang saham. Artinya, setiap lembar saham akan menerima dividen tunai sebesar Rp 214.

Termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp 57 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 2,30 triliun yang telah dibayarkan pada tanggal 30 Oktober 2019.

Baca juga: Pergantian Dirut, Bagaimana Prospek Bisnis Astra International?

Sedangkan sisanya sebesar Rp 157 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 6,35 triliun akan dibayarkan pada tanggal 10 Juli 2020 kepada Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 26 Juni 2020 pukul 16.00 WIB.

Sisa laba bersih atau untung sebesar Rp 13,04 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Astra juga memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian dividen tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan.

Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku.

RUPST juga menyetujui pengangkatan Djony Bunarto Tjondro sebagai Presiden Direktur yang baru menggantikan Prijono Sugiarto yang ditunjuk sebagai Presiden Komisaris baru Astra.

Baca juga: Gantikan Prijono, Djony Bunarto Tjondro Jadi Presdir Baru Astra International

"Menyetujui pengangkatan anggota direksi dan dewan komisaris, di antaranya mengangkat Djony Bunarto Tjondro sebagai Presiden Direktur" ujar Riza.

Kemudian Astra mengangkat Prijono Sugiarto sebagai Presiden Komisaris baru Astra. Penunjukkan Prijono Sugiarto sebagai Presiden Komisaris baru Astra menggantikan Presiden Komisaris sebelumnya yakni Budi Setiadharma.

Di samping itu RUPST Astra mengangkat Rahmat Waluyanto dan Apinont Suchewaboripont sebagai Komisaris Independen.

Keduanya diangkat untuk menggantikan Komisaris Independen sebelumnya yakni Muhamad Chatib Basri dan Akihiro Murakami yang mengundurkan diri dari posisi tersebut.

Djony Bunarto Tjondro sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Astra. Sedangkan Prijono Sugiarto sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur Astra.

Penjualan kendaraan terganggu Covid-19

Astra mengakui bahwa bisnis kendaraan bermotor terkena dampak pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia.

"Jadi yang terdampak kalau bisa saya sampaikan akibat pandemi ini bukan hanya kendaraan bermotor, tetapi juga bisnis-bisnis lainnya. Memang kalau kita melihat yang cepat terkena dampak dari Covid ini adalah kendaraan bermotor," ujar Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.

Baca juga: Astra Financial Relaksasi Kredit Rp 21,9 Triliun, Terbanyak Sepeda Motor

Djony menjelaskan bahwa pada Mei 2020 kendaraan bermotor roda empat hanya 17 ribu secara ritel. Namun di bulan Juni, bisnis ini mengalami pergerakan yang cukup baik di mana mencatat kenaikan dibandingkan pada bulan sebelumnya.

Bisnis unit kendaraan bermotor baik yang beroda dua maupun empat berkontribusi sekitar 45 persen sampai dengan 50 persen. Kalau ditambah dengan turunannya termasuk di jasa keuangan, tentunya lebih besar dari itu.

Portofolio Astra pada hari ini tidak hanya kendaraan bermotor saja, Astra sudah sudah melakukan diversifikasi yang cukup banyak selama 10 tahun terakhir.

Sementara itu Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai Astra masih prospektif meskipun penjualan produk saat ini terpukul. Menurutnya, permintaan produk otomotif, terutama mobil diperkirakan masih akan banyak.

Baca juga: Astra Serahkan Perlengkapan Medis untuk RSCM Senilai Rp 30 Miliar

“Terlebih di tengah kondisi pandemi seperti ini orang akan cenderung memilih menggunakan mobil pribadi ketimbang naik kendaraan umum,” ujarnya.

Sedangkan untuk lini bisnis alat beratnya, Hans optimistis bahwa Astra masih mampu berkembang ke depan, karena alat berat masih tetap dibutuhkan.

Senada dengan itu Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana meyakini Astra akan cepat pulih setelah pandemi Covid-19 berakhir.

Alasannya kalau kondisi industri otomotifnya bisa berproduksi dan jualan lagi, pasti bisa cepat pulih. Selain itu Astra juga didukung oleh beragam lini bisnis yang mampu memberikan kinerja positif bagi perseroan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com