NEW YORK, KOMPAS.com - Tak berapa lama lalu, industri penerbangan global mempersiapkan diri dengan lonjakan jumlah penumpang.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pun memprediksi akan ada sebanyak 8,2 miliar penumpang pesawat udara di seluruh dunia pada tahun 2037.
Akan tetapi, pada April 2020, semua prediksi itu tampak sirna. Perjalanan udara anjlok 98 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat negara-negara menutup perbatasannya guna menekan penyebaran virus corona.
Baca juga: Syarat Agar Industri Penerbangan Bisa Bangkit
"Kami rasa maskapai-maskapai (di seluruh dunia) kemungkinan menderita kerugian 84 miliar dollar AS (setara sekira Rp 1.192 triliun, kurs Rp 14.196 per dollar AS) pada tahun 2020," kata Brian Pearce, kepala ekonom IATA seperti dikutip dari CNBC, Kamis (25/6/2020).
"Kita baru saja mulai melihat negara-negara menegosiasikan pembukaan pasar secara bilateral. Misalnya, bubble Trans-Tasman antara Australia dan Selandia Baru, China dan Singapura, serta China dan Korea Selatan," imbuh Pearce.
Meski menderita kerugian yang dalam, namun Pearce mengekspektasikan maskapai di seluruh dunia akan mengalai pemulihan pada paruh kedua tahun 2020.
Walaupun penerbangan internasional saat ini masih diliputi ketidakpastian, namun beberapa negara seperti China, Amerika Serikat, dan Indonesia memiliki pasar penerbangan domestik yang kuat.
Baca juga: Ada Kasus Baru Corona, 1.255 Penerbangan di Beijing China Dibatalkan
"Ini akan cukup untuk membangkitkan kembali industri penerbangan di beberapa negara. Untuk beberapa maskapai memang bergantung pada penerbangan internasional," tutur Pearce.
Untuk menyelamatkan industri penerbangan, pemerintah di banyak negara pun telah menawarkan banuan keuangan untuk maskapai, termasuk misalnya di AS, Australia, dan Taiwan.
IATA sendiri memprediksi total dana sebesar 200 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 2.839 triliun dibutuhkan untuk digelontorkan oleh pemerintah di seluruh dunia guna menyelamatkan maskapai.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.