Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Permintaan Keringanan Kredit Bisa Tembus Rp 2.500 Triliun

Kompas.com - 02/07/2020, 20:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memprediksi total permintaan restrukturisasi kredit bisa mencapai Rp 2.500 triliun hingga akhir tahun. Dengan catatan, pemerintah lamban mengimplementasi proses restrukturisasi.

Ketua Umum Kadin, Rosan P. Roeslani merasa, sejauh ini langkah yang diambil pemerintah untuk mempercepat stimulus ke sektor riil agak lambat.

"Kalau tidak ada langkah konkret, restrukturisasi bisa berkembang menjadi 40-50 persen dari total lending perbankan, bisa mencapai angka kurang lebih Rp 2.500 triliun pada akhir tahun," kata Rosan dalam konferensi video, Kamis (2/7/2020).

Baca juga: Pengusaha Minta Restrukturisasi Kredit Diperpanjang Lebih dari 1 Tahun

Adapun saat ini, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah meminta keringanan kredit sebesar Rp 1.100 triliun atau sekitar 50 persen dari total kredit perbankan. Namun hanya sekitar Rp 500 triliun lebih yang telah disetujui mendapat keringanan.

Secara total, Rosan merinci pelaku usaha yang telah meminta restrukturisasi kredit telah mencapai level Rp 1.350 triliun alias 25 persen dari total kredit perbankan yang sebesar Rp 5.700 triliun.

Dari total Rp 1.350 triliun, perbankan telah mneyetujui sekitar Rp 695 triliun. Hingga akhir tahun, permintaan kemungkinan bertambah hingga Rp 2.500 - Rp 2.800 triliun.

Baca juga: Selain Indonesia, Ada 6 Negara Lain yang Naik Kelas Menurut Bank Dunia

"Ini sesuai dengan yang kami prediksi, dalam waktu yang relatif singkat tekanan terhadap dunia usaha sangat besar. Oleh sebab itu diperlukan langkah-langkah yang cepat," pungkas Roslan.

Sebagai informasi, sampai tanggal 22 Juni 2020, OJK mencatat total restrukturisasi yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp 695,34 triliun.

Angka tersebut disalurkan untuk UMKM sebanyak Rp 307,8 triliun dan sisanya untuk sektor non-UMKM sekitar Rp 387,52 triliun.

Baca juga: Buwas Pede RI Tak Perlu Impor Beras Hingga Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com