Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Pandemi Covid-19 adalah Masa Suram bagi Bisnis Transportasi

Kompas.com - 11/08/2020, 13:54 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi perekonomian.

Salah satu industri yang mengalami dampak paling dalam adalah sektor transportasi, khususnya dalam industri penerbangan.

“Pandemi (Covid-19) merupakan masa suram bagi berbagai bisnis, termasuk transportasi. Bahkan transportasi dan logistik merupakan sektor terdalam yang alami masalah (akibat pandemi),” ujar Budi dalam webinar, Selasa (11/8/2020).

Baca juga: Program Listrik Gratis Diperpanjang hingga Desember 2020

Budi menjelaskan, sektor transportasi terdampak pandemi Covid-19 karena pembatasan pergerakan manusia. Masyarakat enggan bepergian karena takut tertular penyakit tersebut.

Imbasnya, omzet bisnis transportasi terpuruk karena hal tersebut.

“Harus kita akui transportasi mengalami situasi yang parah, dalam prediksi penurunan omzet 30 persen, bahkan sektor udara lebih dari 50 persen (penurunan omzetnya) dan ini membuat ancaman bangkrut,” kata mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu.

Budi mencontohkan, sektor industri penerbangan mulai terpukul sejak kuartal I-2020. Hal serupa pun berlanjut pada kuartal II-2020.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, Masihkan Bisnis Penjualan Bendera Merah Putih Berkibar?

“Industri penerbangan nasional tampak moderat di triwulan satu dan turun tajam di bulan Maret, masuk triwulan dua amat berat dan kita harapkan triwulan tiga makin baik,” ucap dia.

Menurut Budi, banyak maskapai di luar negeri yang terancam gulung tikar akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satunya yaitu Virgin Australia.

“Tercatat, Virgin Australia yang terbesar kedua di Australia terancam bangkrut. Mereka juga ditolak minta dana talangan pemerintah. Dua maskapai Eropa, Luthfansa Jerman dan Air France, terancam gulung tikar,” ujarnya.

Baca juga: Persyaratan Lengkap Karyawan Swasta Penerima Subsidi BLT Rp 600.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com