Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Berbisnis, Dewanti: Alhamdullilah, Bisa Ngasih Kerjaan ke Orang-orang Sekitar Saya...

Kompas.com - 15/08/2020, 11:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan teknologi tidak dipungkiri bisa menjadi katalis dalam berbisnis.  Hal itulah yang dirasakan oleh Dewanti Amalia Artasari salah satu owner Dewa Collection Bali yang menjual berbagai pernak-pernik anyaman benang 'makrame'.

Kepada Kompas.com, dia mengaku pada awalnya dia tidak memiliki keterampilan sama sekali dalam menganyam. Namun, berkat kegigihan dan kemauan dia yang besar untuk belajar menganyam benang, dia pun kini membuka bisnisnya.

"Saya pemalas yang ingin sukses. Saya hanya suka rebahan dan main handphone. Namun di satu titik saya merasa ingin membuat sesuatu yang berbeda, ingin memiliki penghasilan, makanya saya mencoba belajar menganyam sendiri dari kanal video streaming. Yah walaupun sampai sekarang tidak terlalu ahli sih," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/8/2020).

Baca juga: Omzet Penjualan Turun di Tengah Tahun? Simak 6 Strategi Jitu Ini

Dia menceritakan, bisnis anyaman ini bukanlah bisnisnya yang pertama kali ia jalankan. Namun jauh sebelumnya, ia pernah memiliki usaha kecil-kecilan yaitu menjual nasi bakar di pinggiran jalan, ketika ia tinggal di Ngajuk, Jawa Timur.

Selama 2 bulan berselang, dia memberanikan diri untuk meminjam Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari satu bank sebagai modalnya membuka usaha cafe. Ternyata usaha yang dia jalankan pun bernasib sama, para pelanggannya sepi dan mau tak mau dia harus menutup usahanya dan pindah ke Bali.

Berkat kemauan dan kerja kerasnya pun, dia bersama suaminya, pada tahun 2017 akhirnya memutuskan membuka usaha kecil-kecilan untuk memproduksi pernak-pernik anyaman dari benang yang diberi nama Dewa Collection Bali.

Adapun produk-produk yang ia jual seperti hiasan-hiasan dinding macrame, taplak meja macrame, sarung bantal macrame hingga ayunan macrame. Produk-produk tersebut pun dibanderol dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga Rp 15.000 hingga Rp 800.000 untuk produk yang jumbo.

Dewanti menyebutkan omzet yang ia dapatkan dari usahanya ini, pada awalnya tidak langsung tinggi. Di awal-awal ia hanya mendapatkan omzet sekitar Rp 2 jutaan tapi lama-kelamaan omzetnya mulai meningkat.

Bahkan di saat banyak usaha lain yang ikut terpukul akibat wabah pandemi, omzetnya tidak ikut terimbas, malah justru sebaliknya.

"Padahal dari awal saya sempat pesimis omzet menurun, apalagi di Bali dan usaha seperti saya ini pasti terancam rugi. Tapi Allah berkehendak lain, omzet saya naik dan bulan lalu saya dapat omzet sekitar Rp 12 jutaan," ucapnya.

Dewanti menyebutkan salah satu strategi yang ia lakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi. Dia memilih untuk memanfaatkan platform e-commerce dan memilih Tokopedia sebagai tempat ia berjualan.

Baca juga: Dari Usaha Beresin Kamar Kos, 2 Alumni UGM Ini Raup Omzet Rp 24 Juta

Dia mengaku dengan memanfaatkan teknologi sangat terasa manfaatnya bagi bisnisnya. Apalagi saat ini, menurut dia, banyak sekali orang-orang yang berbelanja di online.

"5 kali lipat transaksi saya meningkat dan ini meningkat akibat saya bergabung di e-commerce, Alhamdullilah," ungkapnya.

Saat ini pun Dewanti sudah memiliki 2 tempat untuk membesarkan bisnisnya yaitu di Bali dan Nganjuk, tempat ia tinggal dahulu.

Bahkan tetangga-tetangga dan beberapa keluarganya dahulu yang berada di Nganjuk, kini menjadi pengrajin benangnya yang membantu dia menjalankan bisnis ayaman ini.

"Alhamdullilah bisa ngasih kerjaan ke orang-orang sekitar saya, sangat terbantu saya dengan hadirnya mereka terkhusus dengan adanya bantuan teknologi seperti platform ini," pungkasnya.

Baca juga: Tips Agar Omzet Bisnis Kuliner Tetap Moncer Saat New Normal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+