Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Gojek Cerita soal PHK Karyawan: Saya Sebagai Leader Merasa Itu Kegagalan...

Kompas.com - 12/09/2020, 17:07 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada bulan Juni lalu, PT Karya Anak Bangsa atau Gojek memutuskan untuk menutup kedua layanannya, GoLife (GoMassage dan GoClean) serta GoFood Festival.

Dengan penutupan kedua layanan tersebut, Gojek harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 430 karyawannya. Angka tersebet sekitar 9 persen dari total karyawannya.

Co-CEO Gojek Andre Sulistiyo mengatakan, keputusan yang diambil akibat dampak dari pandemi virus corona (Covid-19) tersebut adalah salah satu hal berat yang dihadapi tahun ini.

"Yang menyedihkan akhir-akhir ini, kami harus melepas sebagian dari pehawai dan saya sebagai leader merasa itu kegagalan, sebab apa yang kami bangun bersama, dan beberapa produk yang selama ini kami berinvestasi di sana, dengan adanya masa krisis ini harus tutup," ujar Andre dalam dalam video conferece Ignite Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, Sabtu (12/9/2020).

Baca juga: PSBB Jakarta Kembali Diperketat, Gojek Masih Beroperasi?

Andre menilai, hingga sejauh ini Gojek cukup memiliki ketahanan dalam menghadapi krisis.

Sebab ketika awal beroperasi pun, Gojek telah mengalami berbagai penolakan di masyarakat. Bahkan pada tahun 2016 lalu, operasional Gojek sempat dihentikan oleh pemerintah.

"Sempat delapan jam enggak boleh beroperasi, dan Presiden sendiri yang kemudian overturn the decission, impact-nya ke ratusan ribu driver kami," ujar Andre.

Andre mengatakan, meski terdapat dampak pandemi berdampak cukup signifikan terhadap jalannya perusahaan terutama di bisnis transportasi, terdapat lini bisnis lain yang menyubtitusi hilangnya potensi permintaan pada permintaan layanan transportasi.

"Ketika mitra roda dua yang ketika transisi terkena dampak signifikan apalagi PSBB nggak boleh angkut penumpang, order banyak yang loncat ke food delivery, GoSend untuk mengirim barang transaksi e-commerce, GoMaret juga meningat, dengan seperti itu semua menjadi lebih balance," ujar Andre.

"Tapi dampak transportasi memang lumayan besar karena (sebelum pandemi) kemana-mana banyak orang kesana kemari setiap hari dampak cukup luas buat driver, tapi kami cukup resilient dengan pembelajaran itu," jelas Andre.

Baca juga: Visa Kini Jadi Opsi Pembayaran di Aplikasi Gojek

Andre mengatakan, para pelaku usaha, terutama yang ingin membangun sebuah perusahaan start up berbasis teknologi harus siap dengan berbagai musibah yang mungkin bisa saja terjadi dalam lima hingga 10 tahun ke depan.

Perusahaan harus mampu beradaptasi tanpa menghilangkan fundamental bisnis yang dijalankan.

"Perusahaan harus mampu membangun fundamental bisnis yang bisa menyerap berbagai macam musibah, dan ini menjadi pembelajaran yang sangat penting, bukan hanyah dalam operasional tapi juga teknologi," ujar Andre.

"Misal dalam kondisi seperti ini, penyesuaian terhadap produk dan infrastruktur harus lebih cepat, kemudian mengubah alur operasi dan alur product experience untuk adjust di environment," ujar Andre.

Baca juga: Selain PHK 430 Karyawan, Gojek Juga Tutup Layanan GoLife hingga GoFood Festival

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com