Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Masih Tinggi, Kemenperin Dorong Penjualan Produk Mesin Lokal

Kompas.com - 15/09/2020, 14:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, mesin menjadi barang modal yang sangat penting dalam proses produksi.

Sayangnya, Indonesia masih masik suka impor untuk pengadaan mesin.

"Kita masih banyak sekali dilakukan impor untuk memasukkan barang-barang modal ke Indonesia," ujarnya dalam acara Festival Virtual Bangga Mesin Buatan Indonesia (BMBI Fest), Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Tekan Impor, Kemenperin Tambah Penerapan SNI pada Logam

Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mendorong penjulan mesin buatan lokal, khususnya yang dibuat oleh industri kecil dan menengah (IKM), untuk bisa menekan impor. Sehingga perekonomian dalam negeri pun bisa semakin menggeliat di tengah pandemi.

Salah satunya, yang dilakukan Kemenperin adalah dengan membuka virtual hub produk IKM permesinan di Blibli dengan nama official store Galeri Mesin Lokal.

Terdiri dari IKM permesinan dengan kategori produk, yaitu mesin pengolahan makanan dan minuman, mesin industri lainnya, mesin/alat kesehatan, elektronik/kelistrikan, alat/mesin teknologi tinggi, alat/mesin pertanian dan perikanan, dan alat transportasi.

"Ini diharapkan dapat menjadi peluang baru bagi IKM mesin dan peralatan untuk memperluas pemasaran” kata Agus.

Baca juga: Inilah Jenis Pekerjaan yang Paling Rentan Tergusur Mesin

Ia mengatakan, era normal baru telah mengubah perilaku belanja masyarakat menjadi lebih menyukai secara online. Dampak pandemi telah mempercepat transformasi digital baik untuk pelaku bisnis maupun masyarakat.

Oleh sebab itu, IKM yang memproduksi alat permesinan dinilai memang perlu memanfaatkan teknologi digital untuk memperkenalkan produk mereka.

"Dengan hadirnya Galeri Mesin Lokal diharapkan IKM peralatan dan permesinan di Indonesia memasuki tren bisnis digital yang berdampak pada perluasan pemasaran dan jaringan melalui teknologi digital," jelas Agus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com