JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak anjlok lebih dari 4 persen pada akhir perdagangan Jumat (2/10/2020) waktu setempat atau Sabtu (3/10/2020) waktu Indonesia.
Harga minyak mengalami penurunan mingguan kedua beruntun.
Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif Covid-19, mengguncang aset-aset berisiko ketika peningkatan produksi minyak mentah global mengancam pemulihan pasar yang lemah.
Baca juga: Trump Positif Covid-19, Harga Minyak Turun, Yen dan Dollar AS Melonjak
Dikutip dari Antara, Sabtu (3/10/2020), minyak mentah berjangka Brent untuk pegiriman Desember merosot 1,66 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi menetap pada 39,27 dolar AS per barrel.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 1,67 dolar AS atau 4,3 persen, menjadi ditutup pada 37,05 dolar AS per barrel.
Harga minyak Brent anjlok 7 persen pada minggu ini dan WTI merosot 8 persen. Kedua kontrak mencatat penurunan mingguan selama dua minggu berturut-turut.
Ketidakpastian seputar kesehatan presiden AS menambah serangkaian kegelisahan, termasuk laporan pengangguran AS yang lesu dan peningkatan pasokan dari produsen minyak dunia utama.
Baca juga: Donald Trump Positif Covid-19, Imbal hasil Obligasi AS Turun
“Ini merupakan minggu yang sulit, dan sekarang diagnosis presiden mengirimkan getaran ke seluruh pasar. Pandemi Covid-19 telah membebani pasar minyak lebih besar dari kelas aset lainnya," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Minggu ini menandai tonggak suram dari satu juta kematian dan beberapa negara memperketat pembatasan dan mempertimbangkan penguncian saat infeksi semakin cepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.