JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya telah mengajukan proposal pengembangan teknologi untuk pembuatan vaksin Covid-19 kepada pemerintah.
"Untuk pengembangan teknologi vaksin kami membutuhkan Rp 1 triliun," ujarnya kepada Komisi VI DPR RI saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) secara fisik di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Pengembangan teknologi dibutuhkan untuk mempercepat pembuatan vaksin, termasuk vaksin Covid-19. Sebab, Bio Farma ingin meniru negara-negara lain yang cepat memproduksi vaksin dengan teknologi baru.
Baca juga: Sempat Dihantam Pandemi, Kini Penjual Sayur dan Es Krim Ini Bisa Panen Cuan
"Kami di Bio Farma mencoba melengkapi kemampuan teknologi terhadap vaksin. Karena dengan pandemi ini banyak sekali bermunculan teknologi baru yang memang memberikan terobosan dari sisi produksi vaksin," kata dia.
Honesti mengatakan, selama ini pembuatan vaksin membutuhkan waktu 10-15 tahun. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, seluruh negara termasuk Indonesia berupaya membuat vaksin hanya kurang dari 2 tahun.
Atas dasar itulah, Bio Farma menilai dibutuhkan teknologi tambahan untuk membuat vaksin.
"Masalahnya memang bagaimana percepatan kami bisa mengadaptasi teknologi ini," ucap dia.
Lebih lanjut, Honesti mengatakan pemberian vaksin Covid-19 di Indonesia akan mencapai 170 juta orang. Dengan demikian ucapnya, dosis vaksin yang dibutuhkan sebanyak 340 juta dosis.
Baca juga: Pemerintah Pastikan RUU Cipta Kerja Disahkan Hari Ini