Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tahun Depan

Kompas.com - 06/10/2020, 17:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 berada pada kisaran 5 persen.

Adapun sejumlah lembaga internasional, antara lain Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI mencapai 6 persen tahun depan.

Kemudian, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) masing-masing memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 3-4,4 persen dan 5,3 persen.

Baca juga: DPR Sahkan UU APBN 2021, Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 5 Persen

"Dalam APBN 2021, kita menggunakan asumsi pertumbuhan pada kisaran 5 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam diskusi Bertahan dan Bangkit di Masa Pandemi secara virtual di Jakarta, Selasa (6/10/2020).

Febrio mengungkapkan, guna mencapai target tersebut, harus ada kerja keras yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Sinergitas antara seluruh pemangku kepentingan harus dapat dilakukan.

"Ini sesuatu yang mudah, ini yang kita harus kerjar dengan kerja keras," tutur Febrio.

Faktor utama yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan antara lain kebijakan dalam penanganan Covid-19, dukungan ekspansi fiskal melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), akselerasi reformasi, dan pertumbuhan ekonomi global.

Baca juga: Bank Dunia Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi Minus 2 Persen, Ini Sebabnya

Pengendalian Covid-19 harus dilakukan dengan baik oleh seluruh pemangku kepentingan, khususnya kepatuhan masyarakat dalam menaati protokol kesehatan harus dilakukan secara disiplin.

Kemudian, ketersediaan vaksin virus global ini dapat dipastikan diterima masyarakat.

"Faktor yang cukup membuat kita bisa optimis dan bergerak lagi," sebut Febrio.

 

Adapun dukungan ekspansi fiskal dilakukan dengan melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), yakni dukungan sisi permintaan melalui penguatan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT). Kemudian, dukungan sisi penawaran yang berfokus pada insentif kredit dan penjaminan bagi UMKM dan korporasi.

Kemudian, akselarasi reformasi, yakni agar ekonomk bisa pulih, UU Omnibus Law menjadi modal. Sebab dukungan perundangan akan mampu mendorong para investor memilih Indonesia sebagai tempat usahanya.

Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri menjadi lebih baik pasca Covid-19.

Baca juga: Bank Mandiri Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi -3 Persen, Resesi Bisa Lanjut di Kuartal IV

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi global menjadi faktor yang harus diperhatikan secara khusus. Pemerintah harus mencari mitra yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik, agar dapat membawa dampak positif bagi negara.

"China adalah salah satu negara dengan recovery yang cepat, trading partner seperti negara itu akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi," terang Febrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com