Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kunci agar Bisnis Kembali Rebound Setelah Pandemi

Kompas.com - 07/10/2020, 12:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat performa sebagian besar industri menurun. Meski tak sedikit juga yang bisa memanfaatkan peluang sehingga berhasil tumbuh di masa krisis.

Founder & Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya mengatakan, apa pun kondisinya, baik tumbuh positif maupun negatif, setiap bisnis harus bersiap menghadapi masa pasca pandemi atau post Covid-19. Terutama di kuartal IV-2020, dan lebih jauh lagi di tahun 2021.

"Ada yang turun, tapi ada juga yang tumbuh. Namun, tetap harus ada rencana yang diaktualisasikan. Kapan? Sekarang ini, di kuartal keempat 2020. Inilah momentum tepat untuk merealisasikan rencana yang sudah dibuat dari kuartal dua dan tiga," ujarnya webinar Post-Normal Agenda: 2021 & Beyond, Selasa (6/10/2020) malam.

Baca juga: September 2020, Cadangan Devisa RI Turun 1,8 Miliar Dollar AS

Menurutnya, cukup dua strategi saja agar bisnis bertahan dan tumbuh, yaitu near cash 2020 dan near future 2021. Near cash artinya memaksimalkan pendapatan (revenue), terutama di kuartal IV-2020.

Hal itu nantinya menjadi amunisi pada strategi near future di 2021, yang harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit kembali post Covid-19.

"Maksimalkan pemasukan di akhir tahun. Carilah kesempatan sebanyak-banyaknya. Agar masuk 2021 atau near future, kita punya modal untuk rebound. Harus digas dan jangan ikut pesimis. Selalu optimis," kata Hermawan.

Ia melihat ada dua perbedaan mendasar pada tahun 2020 dan 2021. Pada tahun 2020, ketika pandemi mulai merebak, masyarakat lebih memiliki perasaan takut (fear).

Baca juga: Digitalisasi Penting, tetapi Jangan Lupakan Pelatihan SDM

Namun, pada 2021, masyarakat justru akan lebih memiliki harapan (hope), yakni bahwa di masa depan pandemi mulai perlahan hilang dan semua aspek, termasuk ekonomi membaik.

Perbedaan lainnya adalah pada tahun 2020 pemerintah banyak menggelontorkan bantuan, termasuk untuk pengusaha. Supply side pun banyak didorong agar bisnis lokal tidak mati.

Sementara pada 2021 harus mulai pemulihan dengan meningkatkan demand side. Hermawan melihat peluang tersebut karena diprediksi masyarakat akan mulai membelanjakan uang mereka kembali, atau ada peningkatan consumer spending.

Termasuk tahun 2020 yang disebut masa resesi, dirinya merasa yakin, pada 2021 akan mulai rebound. Sehingga, masyarakat yang tadinya pesimistis pada 2020 akan mulai pesimistis memasuki 2021.

Baca juga: Anjlok Rp 18.000, Ini Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

"Ini yang harus jadi peluang. Di masa fear bisnis masker melonjak, karena ketakutan masyarakat akan pandemi dilihat sebagai kesempatan. Nah, di 2021 juallah produk yang bernilai optimis, yang menunjukkan harapan," paparnya.

Selain itu, pada tahun 2020 yang serba digital, mulai dari produk, jasa, sampai pertemuan kantoran, akan kembali beranjak offline. Platform online tidak akan hilang, tetapi masyarakat akan menggabungkannya dengan offline.

Satu hal lagi yang akan menjadi pembeda adalah market atau pasar yang mengalami deglobalisasi. Bila sebelum krisis perputaran produk dan jasa bisa sampai ke pasar yang luas, termasuk ke luar negeri, kini menjelang 2021 akan lebih banyak pengusaha fokus kepada pasar lokal.

"Pandemi tidak akan selesai pada 31 Desember 2020, tapi saya yakin setiap pergantian tahun akan disambut optimis. Ingat kuncinya, near cash dan near future," tutup Hermawan.

Baca juga: Bisakah UU Cipta Kerja Jadi Karpet Merah untuk Investor?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com