Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi, DBS Indonesia Bakal Genjot Kredit Korporasi

Kompas.com - 08/10/2020, 21:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat pandemi, PT Bank DBS Indonesia terus mendorong bisnis agar tetap tumbuh positif. Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mengenjot sektor kredit korporasi.

Pasalnya, potensi bisnis di kredit korporasi masih terbuka cukup lebar meski pandemi Covid-19 telah memberikan tekanan cukup signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Corporate Banking Director DBS Indonesia, Kunardy Lie menyebut, perseroan terus berkomitmen menumbuhkan kredit korporasi meski kondisi pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap penyaluran kredit bank.

Baca juga: Kenapa Suku Bunga Kredit Susah Turun? Ini Penjelasan Bos BI

Namun demikian, ia mengakui, bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang telah terjadi sejak awal tahun, telah memberikan tekanan terhadap penyaluran kredit di DBS Indonesia, termasuk di kredit korporasi.

Kunardy memperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan penyaluran kredit korporasi di kisaran 3-5 persen pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kalau ditanya tahun ini dibanding tahun lalu kita ada sedikit penurunan sekitar 3-5 persen karena pertama ada pandemi. Kedua, nasabah melakukan penundaan ekspansi. Untuk kredit korporasi memang ada sedikit penurunan tapi saya rasa itu wajar karena industri perbankan di masa ini banyak juga yang turun karena masalah risiko dari pinjaman," ujar Kunardy dalam keterangannya, Kamis (8/10/2020).

Kendati begitu, lanjut dia, DBS Indonesia tetap optimis bahwa penyaluran kredit bank dapat tumbuh hingga akhir tahun 2020.

Baca juga: Hingga 24 Agustus, Restrukturisasi Kredit Perbankan Capai Rp 863,62 Triliun

Ini seiring dengan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pertumbuhan penyaluran kredit perbankan sekitar 3 persen hingga 4 persen dengan tetap memperhitungkan kemungkinan resesi dan pemulihan perekonomian global.

Sementara untuk menopang bisnisnya di tahun yang penuh tantangan ini, DBS Indonesia telah menyiapkan beberap strateginya yakni dengan mengembangkan mitra ekosistem dan konektivitas dengan memanfaatkan hubungan bisnis yang sudah dijalin dengan nasabah-nasabah korporasi.

Dengan ini, DBS Indonesia dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada nasabah dan
membantu nasabah meningkatkan skala bisnisnya, salah satunya melalui efektivitas
dalam supplier payment system, distributor financing, dan lainnya.

 

Selanjutnya, meningkatkan penjualan cash management, terutama DBS RAPID sebagai solusi digital yang menyediakan berbagai skema yang inovatif dan dapat memenuhi kebutuhan spesifik dari nasabah.

DBS Indonesia juga melakukan pendekatan terhadap nasabah korporasi yang bergerak di bidang e-commerce dan financial technology.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com