Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan Industri Keramik RI Masuk Empat Besar Dunia

Kompas.com - 19/10/2020, 05:07 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri keramik nasional bisa menjadi peringkat keempat di dunia dari sebelumnya di peringkat keenam.

Dengan deposit bahan baku yang cukup melimpah di tanah air, industri keramik nasional punya daya saing di pasar global bersama China, India, Brasil, Spanyol, dan Iran.

“Keempat langkah strategis itu tersedianya gas industri dengan harga kompetitif, inovasi, SDM kompeten dan pengembangan industri keramik dalam negeri," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/10/2020).

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19, Erick Thohir: Kualitas Bio Farma Diakui Dunia

Selain itu, langkah lainnya, yakni pemerintah memproteksi pasar dalam negeri dari peningkatan PPh terhadap keramik impor sebesar 7,5 persen. Di samping, perlu pasokan bahan baku berkesinambungan bagi pertumbuhan industri keramik nasional.

“Untuk itu, pemerintah melalui regulasinya akan mengamankan pasokan bahan baku asal SDA Indonesia, sebagai salah satu keuntungan untuk mendukung daya saing industri keramik nasional. Seperti tanah liat (clay), feldspars, pasir silika, dolomite, batu kapur dan SDA berbasis bahan galian non logam lainnya," kata dia.

Doddy mengakui, walau perkembangan industri keramik cukup menggembirakan, namun masih ada kelemahan untuk dicarikan solusi. Di antaranya, yang sudah jadi isu nasional, ketergantungan pada bahan baku impor. Yang semestinya ini dapat disediakan di dalam negeri karena SDA-nya tersedia melimpah dan bahkan banyak yang diekspor.

"Kondisi seperti itu tidak hanya ada pada industri keramik tapi juga pada industri lainnya. Inilah yang jadi tantangan yang harus segera direspon oleh semua pemangku kepentingan," ungkap Doddy.

Di pihak lain, pinta Doddy, dengan keterbatasan yang ada sudah seharusnya juga industri dapat memanfaatkan hasil-hasil lembaga litbang di Indonesia. Sehingga tercapai bermacam inovasi yang berguna bagi masyarakat industri.

Sementara itu, Kepala BBK Kemenperin, Gunawan menambahkan, indeks daya saing suatu negara salah satu unsurnya ditentukan oleh ketergantungan bahan baku impor, inovasi atau invensi teknologi. Yang mana, BBK sebagai lembaga litbang di bidang industri keramik punya misi kuat jadi stimulan dalam teknologi pengolahan bahan baku lokal dan teknologi pemprosesan keramik atau material terkait lainnya.

"Ini wujud nyata BBK dalam upaya meningkatkan kemandirian dan daya saing industri nasional," kata Gunawan.

Baca juga: Utang Luar Negeri RI 10 Besar di Dunia, Ini Kata Staf Khusus Sri Mulyani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com