Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan 6 Hal Ini supaya Uang Rp 100.000 Beranak Pinak

Kompas.com - 24/10/2020, 15:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Pernah tidak merasa uang Rp 100.000 milikmu habis begitu saja? Buat jajan, ngemil, atau beli makanan, tahu-tahu sudah ludes, tak bersisa.

Padahal, nyari duit Rp 100.000 zaman now susahnya minta ampun. Apalagi di masa pandemi dan ancaman resesi begini. Penghasilan berkurang, tetapi biaya hidup makin mahal.

Uang Rp 100.000 seperti tidak ada artinya. Ya, itu karena inflasi. Harga barang atau bahan makanan naik terus, sementara daya beli segini-gini saja.

Baca juga: Rebalancing Portofolio Bisa Jadi Solusi Investasi Saat Pandemi, Apa Itu?

Nah, daripada duit Rp 100.000 cuma buat dihamburkan tidak jelas, lebih baik diputar supaya "beranak pinak". Memang bisa? Jelas bisa dong. Tidak ada yang mustahil.

Caranya dengan investasi, baik investasi di instrumen-instrumen pilihan, seperti investasi emas, saham, fintech lending, dan reksadana, maupun investasi bisnis atau membuka usaha.

Investasi kerap disebut cara terbaik menggandakan uang. Begini cara investasi dengan uang Rp 100.000, seperti dikutip Cermati.com:

1. Investasi di fintech lending

Ini investasi yang lagi kekinian. Sudah mulai dilirik generasi milenial. Prospek cerah, modalnya pun receh. Mulai dari Rp 100.000 saja.

Dengan uang segitu, kamu sudah bisa terdaftar sebagai investor atau pemberi pinjaman online (pinjol). Keuntungannya tidak main-main, hingga 16-18 persen per tahun. Berarti per bulan, sekitar 1,3-1,5 persen atau 0,04-0,05 persen per hari.

Tetapi ingat, jangan asal tergiur imbal hasil yang besar. Kamu harus tahu juga berapa keuntungan yang wajar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan bunga pinjol 0,05 persen sampai dengan 0,8 persen per hari. Bunga 0,08 persen itu adalah maksimalnya.

Jadi, kalau ada fintech lending yang mengimingi keuntungan hingga 30 persen per bulan, sudah jelas hoaks. Patut dicurigai itu investasi bodong. Oleh karenanya, pastikan berinvestasi pada fintech lending legal yang terdaftar resmi dan diawasi OJK.

Soal risiko investasi di fintech lending adalah kredit macet atau gagal bayar dari pihak peminjam. Namun, biasanya dapat diminimalisasi perusahaan fintech, salah satunya melakukan seleksi ketat terhadap calon peminjam agar tidak terjadi risiko tersebut yang dapat merugikan investor.

2. Investasi saham

Punya duit Rp 100.000, jangan takut investasi saham. Investasi ini makin terjangkau semua kalangan, seperti mahasiswa dan ibu rumah tangga. Bukan investasi mewah lagi.

Dengan uang cepek ceng, kamu bisa mengoleksi beberapa saham. Pilih saham yang harganya murah atau beli saat harganya turun, tetapi punya fundamental keuangan yang kuat.

Untuk diketahui, 1 lot = 100 lembar saham. Kalau kamu beli 1 lot saham emiten A misalnya dengan harga Rp 500 per lembarnya, modal investasi cuma Rp 50.000 saja. Dengan uang Rp 100.000, kamu bisa dapat 2 lot saham perusahaan tersebut.

Kelebihan investasi saham, investor akan memperoleh capital gain atau keuntungan dari kenaikan harga saham, serta mengantongi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com