Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Dagang Negara-negara Arab Kompak Boikot Produk Prancis

Kompas.com - 28/10/2020, 13:33 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah asosiasi dagang di negara-negara Arab melakukan boikot terhadap produk-produk Prancis. Embargo dilakukan menyusul pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Islam terkait kartun Nabi Muhammad.

Emmanuel Macron sebelumnya menyatakan tidak akan mencegah penerbitan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi di negaranya. Pernyataan tersebut langsung memicu kemarahan oleh negara-negara Arab dan dunia Muslim.

Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (28/10/2020), setelah seruan boikot produk Prancis dari para pengusaha dan asosiasi bisnis, sejumlah toko-toko ritel dan supermarket menarik produk-produk buatan Prancis dari rak-rak penjualan.

Tampak dalam beberapa foto-foto yang beredar, rak swalayan di berbagai negara Arab yang berisi produk impor Prancis dikosongkan.

Baca juga: Sebut Islam dalam Krisis, Presiden Macron Tuai Kecaman Umat Muslim di Media Sosial

Seruan tagar #NeverTheProphet dan #BoycottFrenchProducts menggema di lini masa pengguna media sosial di negara-negara Arab seperti Aljazair, Mesir, Irak, Palestina, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Qatar.

Di Kuwait, Ketua Dewan Al-Naeem Cooperative Society, memutuskan bahwa asosiasinya akan memboikot seluruh produk Prancis dan menyingkirkannya dari supermarket.

Asosiasi dagang, Dahiyat al-Thuhr, mengambil langkah yang sama. Dia menyebut kebebasan berekspresi tak bisa disamakan dengan penghinaan pada agama yang menyakiti umat Islam. 

"Berdasarkan pada posisi yang diambil Presiden Prancis dan dukungannya secara jelas terhadap kartun yang menyerang Rasul yang kami cintai, kami sudah memutuskan untuk menghapus semua produk Prancis dari pasar hingga waktu yang tidak ditentukan," tegas Dahiyat al-Thuhr dalam keterangannya.

Baca juga: China Bantah Lancarkan Jebakan Utang di Negara-negara Afrika

Sementara itu di Qatar, Wajbah Dairy, menegaskan untuk ikut dalam boikot produk Prancis dan menggantinya dengan produk buatan negara lain.

"Kami telah menarik produk Prancis dari rak hingga pemberitahuan lebih lanjut," tulis Al Meera Consume Goods Company, sebuah perusahaan perdagangan barang-barang kebutuhan pokok asal Qatar.

"Kami menegaskan bahwa sebagai perusahaan nasional, kami selalu bekerja sesuai dengan visi yang sejalan dengan agama kami, adat istiadar dan tradisi luhur. Itulah cara kamu melayani negara dan keyakinan kami yang sejalan dengan aspirasi para pelanggan kami," kata Al Meera.

Baca juga: Pemimpin Muslim di Perancis Minta Umat Islam Abaikan Kartun Nabi Muhammad

Sebelumnya, Gulf Cooperation Council (GCC) menggambarkan pernyataan Emmanuel Macron sebagai penyebar kebencian dan tidak bertanggung jawab.

"Pada saat upaya harus diarahkan untuk mempromosikan toleransi, budaya, dan dialog antar-agama, justru (Macron) menyerukan untuk menerbitkan gambar penghinaan pada nabi (Muhammad). Semoga berkah dan damai menyertai," kata Sekretaris Jenderal GCC, Nayef al-Hajraf.

Merespon aksi boikot yan masif di berbagai negara, pemerintah Perancis sendiri pun telah meminta aksi pemboikotan diakhiri. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan seruan "tak berdasar" untuk boikot itu "didorong oleh kelompok minoritas radikal".

Macron menjadi sasaran kritikan dan kecaman setelah Samuel Paty, guru Sejarah dan Geografi, dipenggal saat sedang berjalan pulang ke rumahnya.

Baca juga: 4 Fakta Guru Dipenggal di Perancis karena Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad

Paty dibunuh oleh Abdoullakh Anzorov, remaja Chechen berusia 18 tahun yang kemudian ditembak mati oleh polisi yang mengonfrontasinya. Guru berusia 47 tahun tersebut dipenggal setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad, yang merupakan bagian dari materi kebebasan berekspresi.

Macron dikecam lantaran berjanji untuk tidak menurunkan kartun tersebut, yang berimbas pada seruan boikot di berbagai negara Arab.

(Sumber: KOMPAS.com/Ardi Priyatno Utomo | Editor: Ardi Priyatno Utomo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com