Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamu Sulit Dapat Mitra Bisnis? Coba Lakukan Ini

Kompas.com - 03/11/2020, 17:31 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalin mitra strategis dengan pebisnis lain nampaknya sudah menjadi kewajiban karena mampu membantu usahamu tumbuh dan bertahan, termasuk saat krisis pandemi Covid-19.

Namun, banyak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masih kesulitan menjalin kemitraan, terutama terhubung dengan korporasi besar lantaran korporasi cenderung pilih-pilih.

Lalu, apa yang perlu kamu lakukan?

1. Perkuat produktifitas

Ekonom UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja mengatakan, korporasi memang cenderung pilih-pilih dan ingin bekerja sama dengan UMKM yang terlihat meyakinkan. Untuk itu, kamu perlu membuat bisnismu meyakinkan, baik dari segi ketahanan, kelincahan, maupun produktifitas.

Baca juga: Mengapa Business Plan Penting untuk Mencapai Kesuksesan Berbisnis?

"Dari sisi UMKM satu hal yang perlu ditingkatkan adalah produktifitas. Produktifitas kita tidak se-kompetitif negara lain, seperti Vietnam atau Filipina," kata Enrico dalam Media Roundtable Discussion UOB Indonesia secara virtual, Selasa (3/11/2020).

Enrico menuturkan, rendahnya produktifitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan besar sulit bermitra dengan UMKM.

Namun Enrico bilang, pemerintah juga harus turun tangan mengarahkan UMKM cara dan syarat menjalin kemitraan. Sebab UMKM yang baru berdiri, pasti kesulitan melakukan business matching.

"Mungkin tidak melulu lewat regulasi, tapi bisa lebih ke arah business to business matching. Di samping perusahaan besar mau melirik perusahaan kecil, perusahaan kecil harus mampu menjanjikan bahwa produktifitas sesuai dengan permintaan pasar," ujar dia.

2. Lakukan digitalisasi

Mengotomatisasi bisnis bukan hal baru di era digital. Sekarang, bisnismu dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, salah satunya melakukan transformasi digital.

Digitalisasi ini mampu meningkatkan konektifitas, sehingga pembeli akan datang dari penjuru manapun. Berdasarkan survei UOB Indonesia, 60 persen responden mengaku teknologi menjadi hal pertama yang mereka investasikan.

Baca juga: Jatuh Bangun Berbisnis, Dewanti: Alhamdullilah, Bisa Ngasih Kerjaan ke Orang-orang Sekitar Saya...

Dari 60 persen tersebut, 61 persen mengandalkan teknologi digital untuk menjual dan menawarkan jasa mereka, 55 persen untuk pemasaran, dan 47 persen untuk membangun manajemen jaringan teknologi.

"Faktanya, kawula muda atau konsumen sekarang akan lebih memilih untuk self surfing (berselancar di internet). Mereka akan produk atau jasa yang dibutuhkan. UMKM harus mampu memberikan servis teknologi digital yang bisa menjawab kebutuhan konsumen," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com