JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan Indonesia berpotensi meraup 584 juta dollar AS atau Rp 8,3 triliun dalam penandatanganan Letter of Intent (LoI) pada Indonesia China Business Forum & Business Matching (ICBFBM).
ICBFBM merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pameran dagang The 3rd China International Import Expo (CIIE) yang berlangsung pada 5-10 November 2020 di Shanghai, China.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto optimistis kerja sama dagang tersebut dapat mendorong peningkatan ekspor nasional. Terlebih China merupakan mitra dagang utama Indonesia.
"Kerja sama perdagangan antara Indonesia dan China diharapkan dapat terus terjalin dan perdagangan dapat terus meningkat, terutama di tengah perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/11/2020).
Baca juga: Uni Eropa Gugat Amazon Terkait Dugaan Monopoli
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Kasan menjelaskan, pandatanganan LoI tersebut dilakukan oleh lima importir China untuk pembelian produk pada 2021.
Terdiri dari komoditas batu bara, buah tropis, produk turunan kelapa, produk perikanan, makanan dan minuman, serta produk pertanian lainnya.
"Kemendag menyambut baik penandatangan LoI tersebut karena dapat mendorong kinerja ekspor nasional. Selain itu, peran perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri diharapkan dapat terus berjalan dengan maksimal dalam memberikan kontribusi ekspor nasional,” jelasnya.
Adapun business matching diikuti 16 pelaku usaha Indonesia dan 5 buyer China. Produk para pelaku usaha tersebut antara lain buah segar, kopi, keripik buah, minuman herbal, minuman jeli, makanan ringan kerupuk, fiber crème, bumbu masak, perasa, dan produk turunan kelapa.
Baca juga: Soal Raibnya Uang Winda Earl, YLKI Soroti Lemahnya Pengawasan OJK dan Manajemen Maybank
Ia berharap, ICBFBM dapat memperkuat kerja sama Indonesia dan China, serta menghasilkan potensi transaksi bisnis bagi pelaku usaha kedua negara di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global serta pandemi Covid-19.
"ICBFBM merupakan kegiatan untuk mengoptimalisasi kerja sama perdagangan Indonesia dan China," kata Kasan.
Kemendag mencatat, negara tujuan ekspor Indonesia masih didominasi China sebesar 18,37 persen, Amerika Serikat 12,14 persen, dan Jepang 8,43 persen. Bagi China, Indonesia merupakan negara pemasok ke-15 setelah Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Singapura di negara ASEAN.
Adapun total perdagangan Indonesia-China sepanjang Januari-September 2020 mencapai 50,27 miliar dollar AS atau turun 4,20 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke China mencapai nilai 21,81 miliar dollar AS yang didominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi sebesar 20,44 miliar dollar AS. Sementara itu, nilai impor Indonesia dari China mencapai 28,46 miliar dollar AS.
Baca juga: Program Diskon Tambah Daya Listrik Diperpanjang, Ini Cara Mendapatkannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.