WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden AS Donald Trump menerbitkan aturan terkait dengan larangan warga negara AS untuk berinvestasi di perusahaan China yang terbukti berdasarkan investigasi Gedung Putih, merupakan perusahaan yang mendukung militer China.
Bleid yang ditandatangani pada Kamis (12/11/2020) waktu setempat, melarang perusahaan atau individu warga negara Amerika memiliki saham serta berinvestasi pada 31 perusahaan yang diidentifikasi oleh Departemen Pertahanan AS, mendanai militer China.
"China semakin mengeksploitasi modal Amerika Serikat untuk sumber daya dan memungkinkan pengembangan dan modernisasi militer, intelijen, dan perangkat keamanan lainnya," kata presiden dalam perintah tersebut, seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Biden Terpilih Jadi Presiden, Bagaimana Nasib Perjanjian Dagang RI-AS di Era Trump?
Trump melanjutkan, investasi itu memungkinkan China secara langsung mengancam AS dan pasukan AS di luar negeri, termasuk pengembangan dan penggunaan senjata pemusnah massal, senjata konvensional canggih, dan tindakan penyalahgunaan keamanan data siber terhadap warga AS.
Bleid tersebut mulai diberlakukan pada 11 Januari 2021 mendatang, dengan beberapa nama besar perusahaan China, seperti perusahaan perusahaan teknologi dan komunikasi seperti Inspur Group, Huawei dan China Telecommunications Corp.
AS berpendapat, perusahaan-perusahaan ini memungkinkan evolusi militer China melalui akses teknologi dan keahlian canggih.
Sebagai hasilnya, sebagian mengarah pada ekspansi global Beijing yang agresif.
Perintah tersebut muncul setelah berbulan-bulan peringatan mengenai keamanan nasional, terkait dengan tindakan atas perusahaan yang mendukung ambisi militer China atau perusahaan yang gagal memenuhi standar audit AS.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Larry Kudlow dan penasihat keamanan nasional Robert O'Brien memimpin seruan pemerintah AS tersebut untuk menindak investasi AS di perusahaan China.
“Tindakan Presiden berfungsi untuk melindungi investor Amerika agar tidak secara tidak sengaja memberikan modal yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan badan intelijen militer China,” kata O'Brien.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.