Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta RCEP, Blok Perdagangan Terbesar di Dunia yang Mengecualikan AS

Kompas.com - 17/11/2020, 10:37 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sumber BBC

BEIJING, KOMPAS.com - Sebanyak 15 negara telah membentuk blok perdagangan terbesar di dunia, yang mencakup hampir sepertiga dari ekonomi global.

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, serta beberapa negara lain termasuk Korea Selatan, China, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.

Laporan BBC yang dilansir Selasa (17/11/2020) menjabarkan, fakta tersebut dipandang sebagai perpanjangan dari pengaruh China di wilayah-wilayah tersebut.

Baca juga: Perjalanan Panjang Sejak 2013, Mendag: RCEP Jadi Harapan Baru Kawasan di Tengah Pandemi Covid-19

Namun, kesepakatan itu tidak melibatkan AS, yang menarik diri dari perdagangan Asia Pasifik sejak tahun 2017.

AS keluar dari Trans-Pacific Partnership (TPP) tak lama setelah awal masa jabatan Presiden Donald Trump.

Perundingan kesepakatan RCEP baru dimulai pada 2012 dan akhirnya ditandatangani pada Minggu (15/11/2020) di sela-sela pertemuan Association of Southeast Asian Nations (Asean).

 

RCEP dinilai sangat penting untuk memajukan ekonomi karena kebijakan perdagangan yang tidak komprehensif dan tidak memotong tarif sedalam penerus TPP.

"Keanggotaannya mencakup kelompok negara yang lebih besar, terutama mencerminkan keanggotaan China, yang secara signifikan meningkatkan total Produk Domestik Bruto (PDB) anggota RCEP," kata Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia Pasifik untuk firma analis IHS Markit.

Meski China sudah memiliki sejumlah perjanjian perdagangan bilateral, ini adalah pertama kalinya China menandatangani perdagangan multilateral regional.

Sebagai permulaan, para pemimpin berharap keja sama perdagangan ini dapat membantu memacu pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.

"Dalam keadaan global saat ini, RCEP akhirnya ditandatangani (China) setelah delapan tahun negosiasi yang membawa secercah cahaya dan harapan di tengah awan gelap," kata Perdana Menteri China Li Keqiang.

Dalam jangka panjang, Li menggambarkan perjanjian itu sebagai bentuk kemenangan multilateralisme dan perdagangan bebas antar negara.

Baca juga: Mendag: RCEP Tumbuhkan Harapan Baru untuk Perekonomian Indonesia

Sementara itu, India yang juga menjadi bagian dari kerja sama, menarik diri tahun lalu karena kekhawatiran tarif yang lebih rendah dapat merugikan produsen lokal.

Namun demikian, pintu kerja sama tetap terbuka bagi India untuk bergabung di masa depan.

Anggota RCEP membentuk hampir sepertiga dari populasi dunia dan menyumbang 29 persen dari produk domestik bruto global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com