BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan BCA

Transaksi Online Makin Getol di Masa Pandemi, Awas Penipuan Mengatasnamakan OneKlik!

Kompas.com - 23/11/2020, 10:01 WIB
Aditya Mulyawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret silam membuat transaksi online semakin meningkat.

Seperti diberitakan Kompas.com (9/10/2020), Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anung Herlianto menyampaikan, transaksi di e-commerce mengalami pertumbuhan hingga 400 persen per bulan sejak pandemi Covid-19 merebak.

Selain itu, berdasarkan catatan Bank Indonesia, transaksi digital di Indonesia meningkat 37,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penggunaan uang elektronik pun meningkat 24,42 persen (yoy).

Namun, seiring peningkatan frekuensi transaksi online, turut meningkat pula tindak kejahatan siber dengan berbagai modus. Salah satunya adalah yang mengatasnamakan OneKlik.

Waspada penipuan mengatasnamakan OneKlik

OneKlik merupakan salah satu layanan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memfasilitasi pembayaran transaksi pembelian online secara langsung di situs atau aplikasi merchant, seperti e-commerce dan e-wallet.

Modus penipuan mengatasnamakan OneKlik biasanya menyasar penjual barang di marketplace atau toko online, terutama mereka yang belum memahami pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi perbankan dan cara kerja OneKlik.

Baca juga: Kejahatan Siber di Indonesia Naik 4 Kali Lipat Selama Pandemi

Adapun cara kerja modus tersebut adalah dengan berpura-pura tertarik dengan barang yang dijual calon korban. Lalu, pelaku mengatakan pembayarannya akan dilakukan lewat metode “transfer OneKlik”.

Setelah itu, pelaku akan meminta nomor kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan kode one-time password (OTP) yang terkirim lewat short message service (SMS) ke nomor ponsel calon korban.

Untuk meyakinkan dan mengecoh calon korban, biasanya pelaku akan mengirimkan tangkapan layar atau screenshot laman OneKlik palsu. Apabila korban terkecoh dan memberikan nomor ATM dan kode OTP, pelaku bisa menarik sejumlah uang dari rekening korban.

Laman OneKlik palsu yang kerap digunakan penipu untuk mengecoh korbannyaDok. BCA Laman OneKlik palsu yang kerap digunakan penipu untuk mengecoh korbannya

Oleh karena itu, kamu yang menggunakan layanan OneKlik BCA harus lebih waspada dan memahami cara kerja layanan ini sepenuhnya. Setidaknya ada dua hal penting yang perlu kamu pahami agar terhindar dari modus penipuan OneKlik BCA.

Pertama, OneKlik bukanlah metode transfer. Layanan ini merupakan metode pembayaran melalui situs atau aplikasi merchant, baik e-commerce maupun e-wallet. Misalnya, saat kamu belanja barang di e-commerce atau top-up saldo dompet digital, pembayaran akan langsung diproses di situs atau aplikasi tersebut. Intinya, OneKlik tidak mengakomodasi pembayaran atau transfer uang secara perorangan.

Baca juga: Antisipasi Kejahatan Siber, Orangtua Diminta Awasi Penggunaan Gadget pada Anak

Kedua, jangan pernah memberitahukan data pribadi seperti nomor kartu ATM, personal identification number (PIN), dan kode OTP kepada siapa pun, termasuk kepada pihak yang mengaku dari lembaga resmi, bank, atau calon pembeli. Sebab, nomor kartu ATM, PIN, dan kode OTP merupakan data pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya dan tidak boleh diberikan kepada siapa pun.

Oleh karena itu, apabila ada yang mengaku akan transfer lewat OneKlik dan meminta nomor kartu ATM, PIN, dan kode OTP, sudah dipastikan dia adalah penipu. Jadilah #GenerasiAntiModus yang selalu menjaga data pribadi karena #DatamuRahasiamu. Info keamanan selengkapnya cek di sini.

Tingkatkan fitur layanan

Selain kedua tindakan preventif di atas, BCA juga sudah meningkatkan fitur layanan OneKlik agar lebih nyaman bagi para penggunanya.

Adapun pembaruan yang sedang diimplementasikan secara bertahap ke berbagai merchant OneKlik adalah proses registrasi OneKlik dan aktivasi di situs atau aplikasi merchant. Proses aktivasi OneKlik tidak lagi menerima kode OTP lewat SMS. Sebab, proses aktivasi akan diarahkan langsung ke fitur “Atur OneKlik” di aplikasi BCA mobile.

Kemudian, agar lebih bijak dalam berbelanja, kamu juga bisa mengatur limit transaksi harian OneKlik di seluruh merchant lewat BCA mobile. Caranya pun mudah.

Cukup buka fitur “m-Admin” di BCA mobile, lalu pilih menu “Atur OneKlik”. Selanjutnya, buka akun aktif dan pilih “Atur Limit”. Lewat fitur ini, kamu bisa mengatur limit transaksi harian sesuai kebutuhanmu dengan maksimal limit Rp 3 juta per hari.

Baca juga: Polri Ungkap Kejahatan Siber: Waspadai SMS Blasting, Dorong Provider Cek Lapangan, hingga Dukung Perlindungan Data Pribadi

Selain itu, kamu bisa memblokir sementara, membuka blokiran, dan menghapus akun aktif OneKlik di merchant yang kamu kehendaki. Caranya hampir serupa dengan mengatur limit transaksi, yaitu buka BCA mobile, pilih menu “Atur OneKlik” dan tinggal pilih akun mana yang ingin kamu blokir, buka blokir, atau hapus.

Itulah deretan informasi penting yang perlu kamu ketahui agar terhindar dari modus penipuan OneKlik BCA. Gunakan OneKlik BCA untuk pengalaman belanja online yang mudah dan praktis.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com