Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Kepastian Ketersediaan Vaksin Covid-19, Pengusaha: We Don't Like Surprise

Kompas.com - 24/11/2020, 11:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Rosan Perkasa Roeslani meminta pemerintah memberikan gambaran ketersediaan vaksin Covid-19 kepada pelaku usaha.

Pasalnya, tiap ada penundaan, selalu ada biaya penundaan (cost of delay) produksi bagi para pengusaha.

Rosan mengakui, para pelaku usaha tidak menyukai kejutan dan hal mendadak karena semua butuh perencanaan.

"Kita di dunia usaha, we don't like surprise. Vaksinasinya kapan? Apakah konsentrasinya di semester I atau semester II? Kita harus dapat gambaran. Setiap penundaan ada cost of delay-nya juga," kata Rosan dalam konferensi pers, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Sebelum Beli Dollar AS, Cek Dulu Kurs Rupiah Hari Ini

Selain pengusaha, pemerintah juga perlu mempertebal biaya penundaan bila vaksin tidak bisa didistribusikan secara masif pada semester I 2021.

Pasalnya, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disiapkan sebesar Rp 356,4 triliun pada 2021 hanya dicanangkan untuk 6 bulan pertama.

Bila vaksin masif terdistribusi pada semester II 2021, pemerintah dianggap perlu membuat skenario lain.

Salah satunya menambah anggaran untuk perlindungan sosial, stimulus UMKM, dan pendanaan bagi korporasi.

"Pembiayaan untuk korporasi ini bukan seperti stimulus seperti sekarang ini yang heavy-nya lebih ke BUMN. Memang ada pernyataan Januari minggu ketiga vaksin mulai didistribusikan. Tapi kita harus tahu kapan sebagian besarnya," ungkap Rosan.

Lebih lanjut dia menuturkan, UU Cipta Kerja menjadi game changer kedua yang mendongkrak pemulihan industri selain vaksin.

Namun, perlu dipastikan, target diterbitkannya aturan turunan seperti Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Presiden (Perpres) tak meleset.

Baca juga: Salip Bill Gates, Elon Musk Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia

"Targetnya (diterbitkan PP dan Perpres) 3 bulan. Berarti Februari sudah harus selesai. Dengan itu, kepercayaan industri ada, iklim investasi meningkat, dan lapangan kerja tercipta lebih baik. Akselerasi digital di industri 4.0 juga meningkat," sebut Rosan.

Oleh karena itu dia berharap, UU Cipta Kerja ini benar-benar tereksekusi dengan baik. Bila berjalan baik, maka investasi dari luar dan dalam negeri terus berdatangan.

"Apalagi dengan adanya tensi (perang dagang) China, negara seperti AS dan Jepang itu sudah menyampaikan kepada perusahaan (nasional miliknya) untuk keluar dari China agar global value chain-nya tidak terdampak. Ini jadi game changer (untuk Indonesia)," tukas Rosan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com